Kubu
Raya (Kalbar News) – Bupati Kubu
Raya, Muda Mahendrawan hadiri Wisuda Kader Pemberdayaan Perempuan Kepala
Keluarga (Pekka) Kabupaten Kubu Raya di Aula Kantor Bupati Jl Arteri Pontianak,
Rabu (24/04/2019).
Wisuda
Kader Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) juga di hadiri Perwakilan
Direktorat Pelayanan Sosial Dasar Kementerian Desa PDTT, Ibrahim Bouty,
Direktur Pekka Kabupaten Kubu Raya.
Direktorat
Pelayanan Sosial Dasar Kementerian Desa PDTT, Ibrahim Bouty berharap para
alumnus Akademi Paradigta dapat ikut
memperkuat Tata Kelola Desa, sehingga pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa dapat terwujud secara cepat dan transparan. Lebih jauh dirinya meminta Dana
Desa digunakan untuk kesejahteraan Masyarakat melalui perencanaan dan
penggunaan yang tepat sasaran.
“Apa
yang sudah diperoleh melalui pendidikan yang difasilitasi Pekka dan pemerintah
daerah harus dapat diaktualisasikan di masyarakat khususnya Masyarakat Desa,”
pesannya.
Bupati
Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan banyak dampak positif pada pembangunan
keluarga dan perempuan dari hasil pendidikan di Akademi Paradigta. Di antaranya
para peserta dan alumni akademi kini memiliki kemampuan dan keberanian untuk
bicara. Dengan begitu para perempuan menjadi mampu memberikan pendapat dan
akhirnya lahir inisiatif-inisiatif dan prakarsa untuk menyelesaikan persoalan
di desa. Ia mengungkapkan sektor pemberdayaan perempuan mempunyai bobot yang
besar dalam visi dan misi Pemerintah Kabupaten Kubu Raya. Pemerintah daerah,
ujarnya, sangat komit pada upaya pemberdayaan perempuan sehingga nantinya mampu
berkontribusi dalam proses percepatan pembangunan Desa.
“Rumusnya
kalau kita bicara tentang rumah tangga-rumah tangga, maka perempuan itu punya
peranan dan pengaruh signifikan. Karena itu dalam proses penguatan desa-desa,
ini juga termasuk penguatan peran perempuan supaya rumah tangga-rumah tangga
itu terjamin bisa berdaya. Nah, regulasi-regulasi yang kita keluarkan terkait
dengan desa itu sudah mengarah ke sana semua. Termasuk juga regulasi khusus
untuk pemberdayaan perempuannya sendiri,” tuturnya.
Muda
berharap para alumni Akademi Paradigta dapat berperan menggerakkan masyarakat
dalam merespons isu-isu aktual seperti persoalan stunting, penurunan angka
kematian ibu, bayi, dan balita, serta angka gizi kurang.
“Termasuk
juga terkait dengan kualitas kehidupan rumah tangga seperti sanitasi dan
sebagainya,” tambahnya.
Alumni
Akademi Paradigta, lanjut Muda, diharapkan juga dapat membantu menggerakkan
ekonomi rumah tangga. Di antaranya melalui usaha mikro kecil menengah dan
penguatan pemberdayaan ekonomi keluarga termasuk di sektor pertanian atau
pangan rumah tangga. Melalui cara tersebut dirinya meyakini rumah tangga akan
menjadi lebih cepat mandiri.
“Makanya
kaum perempuan ini sangat luar biasa untuk bisa menopang tujuan itu semua. Nah,
akademi saya harapkan tetap memberikan komitmen untuk terus menerus mengawal.
Desa juga ikut dengan cara mengalokasikan dana desa untuk komitmen kepada
program Akademi Paradigta ini,” harapnya.
Muda
berharap desa-desa yang belum memprogramkan Akademi Paradigta dapat memulai
untuk mengalokasikan dananya untuk program akademi. Meskipun pesertanya tidak
banyak.
“Akademi
Paradigta sudah di enam kecamatan. Jadi sudah hampir menyeluruh. Saya kira
tinggal nanti setiap tahun akan diupayakan melakukan intervensi untuk
mempercepat penguatan program ini,” pungkasnya.
Peserta
Akademi dari Desa Durian Kecamatan Sungai Ambawang, Jubaidah (43) mengaku
bertambah pengetahuan setelah mengikuti Akademi. Ia kini memahami tentang
peraturan desa, APBDes, dan profil desa yang dulu tidak diketahuinya.
“Dulu
ngomong saja saya tidak mau. Tak pernah saya bicara dengan Staf Desa apalagi Kepala Desa karena merasa takut salah bicara dan malu. Sekarang saya percaya
diri,” tegasnya. (rio/tim liputan)
Editor
: Heri K