Focus Group Discussion Generasi Milenial Tangkal Radikalisme, Jejaring Terorisme Online, Hoax, Ujaran Kebencian dan Cyber Bullyng di Media Sosial

Editor: Redaksi author photo

 
Generasi Millenial terdiri dari Siswa-Siswi lakukan Focus Gruop Discusion (FGD) di Rumah Radank Pontianak
Pontianak (Kalbar News) – dalam rangka menangkal pengaruh Radikalisme, Jejaring Terorisme Online, Hoax, Ujaran Kebencian dan Cyber Bullyng di Media Sosial Dinas Pendidikan dan Kebudayaan lakukan Focus Group Discussion (FGD) guna melakukan Edukasi Pemilih Generasi Milenial Tingkat SMA/SMK se-Kalimantan Barat di Rumah Radank Jl. Sultan Syahrir Pontianak, Kamis (6/9/2018).
 
Peserta Focus Group Discusion tampak antusisa ikuti kegiatan
Dalam sambutan Pembukaanya Kabid SMK/SMA Drs Safriudin mengatakan dalam rangka menangkal pengaruh Radikalisme, Jejaring Terorisme Online, Hoax, Ujaran Kebencian dan Cyber Bullyng di Media Sosial yang terkait pemilih Millenial selain kelemahan juga ada positifnya yaitu untuk kelemahannya Pemilih Millenial Umumnya rasis dan suka mengumpat serta tidak tetap pendirian, dan Positifnya merupakan pribadi yang mempunyai pemikiran yang terbuka dan mampu mengespresikan peerasaannya dan menerima ide dengan cara yang baik.

“Oleh karenanya perlu dilakukan Edukasi atau pendidikan dini terhadap para Pemilih Mullenial atau pemilih Pemula sehingga bisa mengetahui apa yang harus dilakukan ketika menemui ajakan dan dorongan hal-hal yang berkaitan dengan pengaruh Radikalisme, Jejaring Terorisme Online, Hoax, Ujaran Kebencian dan Cyber Bullyng di Media Sosial,” Ungkap Safriudin.

Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) itu menghadirkan Dosen Untan Fakultas Hukum Untan selaku narasumber Dr. Budi Hermawan Bangun SH, M. HUM, Marlen Sitinjak Pemred Tribun Pontianak, Bartolomeus Arosi sebagai Moderatornya.

Dalam pemaparanya Dr. Budi Hermawan Bangun,SH,M.Hum menjelaskan bahwa saat ini Literasi Sosial Media dalam Pemilu di Negara Indonesia sangat signifikan, hal ini sama persis Pemilu yang terjadi di Negara Amerika yang mana setiap Capresnya menggunakan Sosial Media dalam Politik, dan cukup banyak menarik simpati Nitizen seperti halnya Barack Obama yang populer menggunakan Media Sosial Facebook dan Twiter serta tak kalah Juga Presiden Terpilih Amerika serikat Donal Trump. 

“Sehubungan hal tersebut mari kita Bijak dalam bermedsos, jangan sampai hal - hal yang tidak penting selalu di Update apalagi yang berbau SARA karena dapat dijerat dengan Undang-undang ITE,” ungkapnya.

Sementara itu Marlen Sitinjak menyampaikan beberapa hal yang harus diketahui dalam menggunakan Sosial Media dan Harus Cerdas karena banyak konten yang diunggah maupun diupload oleh Penggunanya menyalahi aturan hukum antara lain Pornografi, Kekerasan, Ujaran Kebencian, Sadisme, Pelecehan, Spam, Ancaman, Privasi dan Duplikasi.

“Oleh karena itu kita harus benar-benar bijak dalam bermedsos, apalagi trend saat ini, bahwa Indonesia merupakan pengguna Sosial Media termasuk negara yang banyak menggunakan Sosial Media, sesuai dengan data tahun 2012  Indonesia Peringkat Pertama dalam menggunakan Sosmed berupa Twiter,” jelas Marlen.

Di akhir kegiatan Marlen juga mennyampaikan saat ini banyak perusahaan maupun lembaga lainnya yang melihat Jejak Digital sebelum menerima orang yang akan melamar sebuah Pekerjaan. (tim liputan).

Editor : Heri K
Share:
Komentar

Berita Terkini