Seorang Jurnalis Isi Waktu Luang Dengan Beternak Lovebird

Editor: Redaksi author photo

KUBU RAYA (Kalbar News) - Seorang Jurnalis disalah satu media cetak Kalimantan Barat, Jek (30) mengisi waktu luangnya dengan beternak burung cinta  atau lebih dikenal dengan Lovebird  hal ini digelutinya sekitar dua tahun terakhir ini.

Menurut Jek, ia mulai gemar memelihara burung sejak 10 tahun silam yakni pada awal tahun 2007, namun untuk beternak burung asal Afrika yang  memiliki warna-warni yang cukup cantik  ini baru  ia mulai pada awal tahun 2015 lalu.

“Untuk sambilan dan buat hiburan saja, karena tidak perlu perawatan khusus , tidak seperti burung kicau lainnya ,” ujarnya saat ditemui di kediamannya , Jumat (3/3)

Meski hingga saat ini,ia belum memperoleh keuntungan yang besar seperti halnya peternak-peternak lovebird lainnya, namun  ia tetap memiliki semangat yang besar  untuk terus mengembangkankannya. Disaat hari libur Ia sering kali menghabiskan waktu untuk merawat ternakannya, bahkan  seringkali seharian penuh dihabiskannya bersama burung-burung kesayangannya itu.

“Dari pada berdiam diri dirumah,  tidak ada yang dikerjakan diwaktu libur. Lebih baik saya menyalurkan hobby saya. Kalau di hari biasa sebelum dan sepulang kerja saja saya mengurusnya,” ujarnya 

Pria yang memiliki nama asli Jaka Iswara ini, saat ini sudah memiliki 40 ekor Lovebird, awalnya ia hanya memiliki enam pasang love bird yang ia beli dari rekan-rekanya penghobi burung pula atau sering dikenal dengan  kicau mania. Ia memanfaatkan lantai atas rumahnya yang berukuran 3x5 meter persegi.Ternakan lovebirdnya ini, ia tempatkan  pada sangkar koloni berukuran 1,5 x 3 meter persegi dan sangkar-sangkar ternak berukuran kecil,

“Untuk beternak lovebird tidak harus dilahan yang luas, dilahan yang sempitpun bisa yang penting ada kemauan,” tuturnya

Ia memaparkan, memang saat ini  lovebird sudah banyak ditemukan di pasaran , bahkan cukup banyak pula peternak-peternak lovebird di Kalimantan Barat ini. Namun harga jualnya terbilang  masih cukup tinggi. Ia mencontohkan,  satu ekor anakan lovebird berwarna kuning harganya mencapai Rp 350 ribu ke atas, sedangkan anakan love bird berwarna hijau sedikit lebih murah  yakni berkisar Rp 250 hingga Rp 300 Ribu perekornya.

“Kalau warna-warna yang cantik apalagi blorok harganya memang cukup tinggi. Di Pontianak cukup banyak peternak lovebird yang beternak dengan warna-warna yang bagus, kalau saya warna yang biasa-biasa saja,“ papar pria berambut gondrong ini.

Kendati demikian , seringkali penghobi burung kicau mendatangi rumahnya hanya untuk membeli anakan burung lovebirdnya itu, atau hanya sekedar melihat-lihat ternakanya. Terkadang pula,  jika ada waktu senggang ia membawa lovebirdnya di arena kontes dan lovebirdnya ini juga sering mendapatkan juara.

“Iseng-iseng saja mas ikut kontes,paling cuma ikut latpres (latihan prestasi). Hitung-hitung nambah teman dan nyalurkan hobby,” tuturnya   

Agar lovebirdnya bisa tumbuh dan berkembang dengan baik serta mudah bertelur merupakan tantangan tersendiri baginya.  Diakuinya, memang pada  awalnya ia sering gagal menetaskan telur burung-burung lovebirdnya itu dikarenakan berbagai faktor.

“Mungkin kareba kandangnya yang kurang tepat atau karena suasana yang kurang kondusif,” tuturnya

Belajar dari kegagalannya itu, menjadikan ia berhati-hati dan lebih jeli dalam beternak lovebird, terutama dalam urusan memberi pakan lovebird. (rja)

Editor : Edi Suhaerul


Share:
Komentar

Berita Terkini