Salah satu potensi yang tersimpan didalam hutan mangrove Kubu Raya adalah Madu Mangrove. Madu Mangrove salah satu potensi yang ada di hutan mangrove yang apabila dikelola dengan baik akan mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Dihutan mangrove kita ini sangat banyak potensi yang terseimpan. Yang apabila dikelola dengan baik dan bijaksana akan mampu mendorong peningkatan perekonomian masyarakat disekitarnya," ujar Hermanus saat hadir di Batu Ampar.
Dalam kesempatan bertemu dengan masyarakat Batu Ampar di Desa Batu Ampar, Hermanus menyempatkan diri mengiris Madu Mangrove serta mencicipinya.
Hermanus mengatakan agar dalam mengelola Madu Mangrove agar dikelola dengan cara atau teknik pengelolaan madu lestari, yakni dengan tidak menimbulkan pemusnahan terhadap lebahnya saat mengambil Madunya. Dikatakn Hermanus bahwa dalam mengambil Madunya ada beberapa tekhnis yang dapat dipelajari bersama masyarakat. Sehingga tetap ada kelangsungan ekosistemnya. Dengan demikian Madu Mangrove tetap ada.
"Yaitu dengan pengelolaan secara lestari artinya, tidak menimbulkan kerusakan pada ekosistem lebahnya. Dimna saat panen Madunya, bisa dengan sistem diasap saja, sehingga lebah tidak mati melainkan hanya pergi sementara dan agar tidak mengambil habis madunya. Ditinggalkan sepertiga saja sudah cukup agar lebah tidak meninggalkan sarangnya. Melainkan lebah akan tetap bersarang disana, maka satu titik bisa dilakukan panen berkali-kali," terang Hermanus.
Hermanus menuturkan bahwa Madu Mangrove djual dengan harga rata-rata 250-300 ribu/botolnya. Sementara satu sarang bisa menghsilkan 10 -20 botol sekali pane dengan rentang panen 2-3x panen dalam satu bulan. Artinya jika dikalkulasikan penghasilan masyarakat dalam satu bulan bisa diangka 10-15 juta dari satu sarang Lebah Madu Mangrove. Jika dikelola dengan baik akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.(rja)
Editor: Kundori
