KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Memasuki puncak musim kemarau, potensi terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di sejumlah wilayah di Kalimantan Barat semakin meningkat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengeluarkan imbauan kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap titik panas yang mulai bermunculan. (30/7/2025). Waspada Karhutla, BMKG dan BPBD Ingatkan Masyarakat Tak Bakar Lahan di Musim Kemarau
Karhutla adalah peristiwa terbakarnya vegetasi alami seperti hutan, semak belukar, maupun lahan pertanian yang bisa terjadi secara alami maupun akibat aktivitas manusia. Salah satu indikator awal munculnya Karhutla adalah titik panas (hotspot), yakni lokasi yang memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan sekitarnya dan terpantau melalui citra satelit.
Menurut BMKG, titik panas rentan muncul saat:
-
Musim kemarau atau jeda hujan yang panjang
-
Lahan gambut kering yang mudah terbakar
-
Aktivitas pembukaan lahan dengan cara membakar
-
Suhu udara tinggi dan kelembapan udara yang rendah
-
Minimnya tutupan awan yang memungkinkan sinar matahari langsung menyinari lahan
BMKG mencatat bahwa sebagian besar wilayah Kalimantan Barat memiliki potensi tinggi terhadap kemunculan titik panas akibat kondisi iklim dan struktur lahannya, khususnya di kawasan lahan gambut dan daerah perbatasan hutan produksi.
Untuk mencegah meluasnya Karhutla BMKG dan BPBD menghimbau untuk:
-
Tidak membuka lahan dengan cara membakar.
-
Menghindari membuang puntung rokok sembarangan, terutama di area yang kering dan berumput.
-
Rutin memantau informasi cuaca dan titik panas melalui aplikasi seperti Sipongi dan InfoBMKG.
-
Segera melaporkan ke aparat atau petugas setempat jika melihat asap atau api mencurigakan.
-
Pemerintah daerah diminta proaktif melakukan penyiraman darat di wilayah-wilayah yang dinilai rawan Karhutla.
BMKG juga terus melakukan pemantauan udara dan kondisi atmosfer untuk mendeteksi potensi kemunculan titik panas baru. Masyarakat diharapkan tidak panik, namun tetap sigap menghadapi ancaman Karhutla yang bisa merugikan kesehatan, ekonomi, hingga sektor pendidikan. (BMKG Kalbar)
Editor : Aan