KALBARNEWS.CO.ID (KUBU RAYA) – Suasana malam perayaan Hari Ulang Tahun ke-18 Kabupaten Kubu Raya berlangsung semarak dan penuh semangat kebersamaan. Ribuan warga terlihat antusias memenuhi lokasi acara yang dipusatkan di kawasan terbuka Tugu Pesawat di Sungai Raya, Jumat malam. Berbagai pertunjukan seni dari lintas suku dan paguyuban dihadirkan dalam pentas budaya yang diorganisir oleh Perkumpulan Merah Putih Kubu Raya. (19/7/2025).Pentas Budaya Nusantara HUT ke-18 Kubu Raya , Ribuan Warga Antusias Saksikan Penampilan Lintas Suku
Penampilan dari suku-suku di Nusantara menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat. Salah satu yang paling menyedot perhatian adalah tarian khas Suku Kawanua (Minahasa). Dengan busana adat berwarna merah dan emas yang mencolok, para penari tampil dengan gerakan yang enerjik dan penuh semangat. Penampilan ini menggambarkan semangat perjuangan serta kekompakan masyarakat Minahasa.
Salah satu penonton, Yuliana (38 tahun), warga Sungai Ambangah, mengaku kagum dengan penampilan tersebut.
"Saya merinding lihat tarian dari Minahasa tadi. Gerakannya kuat, dan para penarinya percaya diri sekali. Saya jadi ingin tahu lebih banyak tentang budaya mereka," ujarnya usai pertunjukan.
Tak kalah memukau, Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (HIMNI) turut menampilkan tarian daerah Nias yang sarat makna dan kekuatan spiritual. Para penari membawakan gerakan yang tegas, menggambarkan keberanian dan kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Salah satu penari Nias, Nofrianus Laia, menyebutkan bahwa tampil di acara besar seperti ini adalah bentuk penghargaan terhadap budaya leluhur.
"Kami bangga bisa memperkenalkan budaya Nias kepada masyarakat Kubu Raya. Ini bukan sekadar tarian, tapi juga warisan yang harus terus kami jaga," ucapnya.
Sementara itu, dari Paguyuban Jawa Kubu Raya, ditampilkan pula kesenian kuda lumping yang berhasil membuat suasana menjadi semakin meriah. Alunan musik gamelan dan hentakan kaki para penari membuat warga tak bisa menahan tepuk tangan. Beberapa penari bahkan memasuki kondisi trans yang mengundang decak kagum penonton.
Warga bernama Pak Mujiono, yang datang bersama keluarganya, menyampaikan rasa senangnya bisa menyaksikan kuda lumping secara langsung.
"Saya orang Jawa, dan sudah lama tidak lihat pertunjukan seperti ini. Terima kasih sudah membawa suasana kampung halaman ke sini," katanya dengan mata berbinar.
Bupati Kubu Raya, Sujiwo, S.E., M.Sos., turut hadir dalam acara tersebut dan menyampaikan langsung apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah menyukseskan kegiatan ini. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya menjaga keberagaman sebagai kekuatan dalam membangun daerah.
“Kita semua berasal dari latar belakang budaya yang berbeda-beda, tetapi malam ini kita bisa duduk bersama, tertawa bersama, dan bangga bersama. Itulah Kubu Raya, Indonesia mini yang sesungguhnya,” ucap Sujiwo dalam pidatonya.
Usai acara, Bupati juga menyampaikan kepada media bahwa perayaan HUT ke-18 ini bukan sekadar seremonial, melainkan momentum untuk mempererat persaudaraan antarwarga.
Ia mengatakan bahwa ke depan, acara budaya seperti ini akan terus didukung sebagai sarana memperkuat jati diri daerah.
“Kubu Raya ini milik kita semua. Kalau kita jaga keberagamannya, kita bisa maju bersama,” ujar Bupati Sujiwo.
Suasana haru dan bangga begitu terasa, memperkuat tekad bahwa Kubu Raya akan terus melaju menjadi daerah yang melayani dan maju dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan dan persatuan.(Ln)
Editor : Aan