BMKG Rilis Peta Curah Hujan Kalbar: Melawi dan Sintang Diguyur Hujan Lebat, Waspadai Potensi Banjir dan Longsor
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Klimatologi Kelas II Kalimantan Barat merilis peta informasi curah hujan harian untuk wilayah Kalimantan Barat yang berlaku mulai tanggal 3 Juni 2025 pukul 07.00 WIB hingga 4 Juni 2025 pukul 07.00 WIB. Dalam laporan tersebut, wilayah bagian timur Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Melawi dan sebagian Kabupaten Sintang, terpantau mengalami curah hujan dengan intensitas lebat berkisar antara 50 hingga 100 mm per hari. (4/6/2025).
Berdasarkan peta tersebut, BMKG mengklasifikasikan curah hujan dalam enam kategori, yaitu:
-
Tidak Hujan (abu-abu)
-
Ringan (0.5 – 20 mm/hari, hijau)
-
Sedang (20 – 50 mm/hari, kuning)
-
Lebat (50 – 100 mm/hari, cokelat)
-
Sangat Lebat (100 – 150 mm/hari, merah)
-
Ekstrem (>150 mm/hari, magenta)
Wilayah-Wilayah dengan Hujan Signifikan
Curah hujan lebat terpantau mendominasi wilayah Kabupaten Melawi, menjadikan daerah ini sebagai salah satu titik dengan intensitas hujan tertinggi di Kalimantan Barat dalam periode tersebut. Selain itu, wilayah tenggara Kabupaten Sintang dan sebagian kecil barat laut Kapuas Hulu juga masuk dalam zona curah hujan lebat.
Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang (20–50 mm/hari) melingkupi area di sekitar zona hujan lebat, mencakup bagian lain dari Melawi, Sintang, Kapuas Hulu, serta sebagian kecil wilayah perbatasan Sekadau.
Adapun wilayah yang mengalami curah hujan ringan (0.5–20 mm/hari) tampak mendominasi hampir seluruh wilayah barat dan selatan Kalimantan Barat, termasuk Pontianak, Kubu Raya, Ketapang, Sambas, Singkawang, Mempawah, Sanggau, dan Landak.
Titik-titik tanpa hujan (kategori abu-abu) terpantau secara sporadis, terutama di sebagian kecil wilayah Kubu Raya, Kayong Utara, dan bagian selatan Ketapang.
Potensi Dampak dan Imbauan BMKG
Dengan curah hujan yang tergolong tinggi di wilayah Melawi dan sekitarnya, BMKG mengimbau masyarakat setempat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir, genangan air, hingga longsor, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki topografi perbukitan atau berada di sepanjang aliran sungai.
BMKG juga menyarankan pemerintah daerah dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk meningkatkan kewaspadaan serta melakukan langkah-langkah mitigasi sejak dini, terutama dalam mengantisipasi dampak terhadap infrastruktur, lahan pertanian, dan akses transportasi masyarakat.
Sementara itu, wilayah barat Kalimantan Barat seperti Pontianak, Singkawang, dan Sambas berada dalam kondisi cuaca yang relatif lebih stabil, dengan intensitas hujan ringan hingga tidak hujan sama sekali, menandakan bahwa aktivitas masyarakat di wilayah ini masih dapat berlangsung secara normal. (Tim Liputan)
Editor : Aan