![]() |
Ilmuwan Rusia Mengusulkan Metode Baru Untuk Menentukan Komposisi Bahan Bakar |
Metode baru ini dapat menjadi alternatif kromatografi cair, yang paling sering digunakan saat ini untuk menganalisis komposisi produk minyak bumi. Tanggal 28.02.2025
Bensin motor mengandung lusinan jenis senyawa aromatik, yaitu zat organik dengan cincin karbon: komposisinya menentukan mutu bahan bakar, seperti AI-92, AI-95, dan AI-98.
Semakin banyak senyawa aromatik yang terkandung dalam bensin, semakin tinggi angka oktannya, yang menyebabkan bensin terbakar lebih sempurna dan merata. Jika kandungan senyawa aromatik dalam bensin terlalu rendah, cairan tersebut dapat rentan terhadap pengendapan karbon, yang menyebabkan keausan mesin yang cepat.
Saat ini, komposisi bensin ditentukan melalui kromatografi cair: sampel bensin yang dicampur dengan pelarut dituangkan ke dalam tabung yang diisi dengan sorben. Saat melewati tabung, bensin dipisahkan menjadi fraksi-fraksi, karena zat-zat tersebut mengalir melalui sorben dengan kecepatan yang berbeda.
Zat-zat yang beracun dan mudah terbakar seperti heksana, metilen klorida, atau asetonitril biasanya digunakan sebagai pelarut. Inilah sebabnya mengapa para ilmuwan mencari cara yang lebih aman untuk menentukan komposisi bensin.
Untuk tujuan tersebut, para ilmuwan dari Ivanovo dan Khabarovsk telah mengusulkan penggunaan zat luminofor BODIPY, yang cahayanya bergantung pada masing-masing komponen bensin.
Para penulis memperoleh senyawa ini dengan mencampurkan pirol, senyawa organik yang dibentuk oleh cincin atom karbon dan nitrogen, dan benzaldehida, cincin karbon dengan oksigen.
Para penulis menambahkan luminofor ke bensin setelah mengukur kepadatan dan viskositasnya. Sampel yang dihasilkan kemudian ditempatkan dalam spektrofluorimeter, perangkat yang membaca panjang gelombang dan intensitas cahaya sensor, untuk menilai jumlah komponen aromatik dalam produk minyak bumi.
Untuk menilai efektivitas metode baru ini, para ilmuwan menentukan komposisi sampel yang sama menggunakan kromatografi cair.
Mereka menemukan bahwa BODIPY memungkinkan untuk menentukan kandungan senyawa aromatik dengan margin kesalahan tidak lebih dari 3%.
Para ilmuwan juga berhasil membuat hubungan antara jumlah senyawa aromatik, viskositas, dan intensitas fluoresensi: semakin banyak senyawa aromatik yang terkandung dalam bensin, semakin tinggi viskositasnya dan semakin kuat cahaya sensor.
“Di masa mendatang, kami berencana untuk menyempurnakan senyawa luminofor guna memastikan sensitivitas yang lebih tinggi dan margin kesalahan yang lebih kecil dalam menentukan jumlah senyawa aromatik. Berkat penelitian kami, perusahaan akan dapat mulai menggunakan bahan sensor yang lebih mudah digunakan, termasuk yang dapat digunakan kembali. Dan dengan menggabungkan beberapa luminofor, kami akan dapat memperluas daftar zat yang dapat dideteksi dalam sampel,” kata Yury Marfin, doktor ilmu kimia, seperti dikutip oleh Yayasan Sains Rusia. (Tim Liputan)
Editor : Aan