India Mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sebesar 2,8 Gw
KALBARNEWS.CO.ID (INDIA) - Pembangkit listrik tenaga surya yang
dioperasikan pada tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 28% dan mencapai 10
GW, dimana 6,5 GW merupakan pembangkit listrik tenaga surya dalam jaringan
terpadu, 3 GW – panel yang dipasang di atap, dan 0,5 GW sisanya – merupakan
pembangkit listrik tenaga surya terdistribusi yang terutama digunakan untuk
memasok listrik. energi ke wilayah terpencil.
Negara bagian Rajasthan (di India Utara) dan Maharashtra (di bagian tengah negara itu) menjadi pemimpin dalam pengoperasian pembangkit listrik tenaga surya: masing-masing 1,3 GW dan hampir 1 GW. (14 Januari 2024).
Secara keseluruhan, kapasitas terpasang RES di India pada akhir tahun 2023 mencapai 133,9 GW, dimana 55% dari jumlah tersebut adalah pembangkit listrik tenaga surya.
Narendra Modi, Perdana Menteri India, menyatakan
niatnya untuk meningkatkan kapasitas terpasang energi terbarukan hingga 500 GW
pada tahun 2030. Hal ini akan mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik
tenaga batu bara, yang pada tahun 2022 menyumbang 74% dari kebutuhan energi
nasional. mencampur.
Karena tingginya ketergantungan pada batu bara, India tertinggal dibandingkan mayoritas negara-negara BRICS dalam hal pembangkitan listrik ramah lingkungan: di Brasil pada tahun 2022, output energi 1 KW-h menyumbang rata-rata 102 gram emisi gas rumah kaca yang setara dengan CO2, pada tahun 2022.
Rusia – 364 gram, di Cina – 834 gram, dan di India – 633 gram. Hanya
Afrika Selatan yang memiliki faktor emisi lebih tinggi, dimana pada tahun 2022
keluaran energi 1 KW-h menyumbang rata-rata 708 gram setara CO2.
Selain pengembangan RES, India berencana mengurangi jejak karbon
melalui pengembangan energi nuklir: 19 reaktor yang ada dengan total kapasitas
bersih 6,29 GW, 8 unit pembangkit listrik lagi dengan total 6,03 GW, saat ini
sedang dibangun di negara tersebut.(Tim Liputan)
Editor : Aan