Alat Cath Lab Untuk Penyakit Strok Dan Jantung Kini Tersedia Di RSUD Kota Bogor |
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) berkomitmen untuk
memperkuat sekaligus memeratakan layanan kesehatan untuk penyakit prioritas
seperti kanker, jantung, strok, dan uronefrologi (KJSU).
Penguatan layanan
dilakukan dengan pemenuhan alat kesehatan canggih di seluruh RSUD di 514 Kabupaten dan Kota
seluruh Indonesia.
Salah satu alat
penunjang untuk layanan kesehatan itu, yakni Catheterization Laboratory (Cath
Lab). Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
meresmikan
layanan Cath Lab di RSUD Kota Bogor pada
hari Jumat (28/12/2023) lalu.
Peresmian ditandai
dengan pemukulan gong oleh Menteri
Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin
yang turut disaksikan Wali Kota Bogor Bima Arya.
“Mulai Juli tahun
depan, kita akan deploy dan dalam 2 tahun akan selesai, semua RSUD di 514 Kabupaten dan Kota akan punya alat ini, sehingga penyebab
kematian terbesar seperti strok dan jantung bisa dilayani, termasuk di Bogor,”
kata Menkes Budi.
Menkes Budi
menyampaikan, keberadaan alat tersebut merupakan bagian dari transformasi
layanan rujukan untuk mendekatkan akses masyarakat Kota Bogor dan sekitarnya
kepada layanan kesehatan penyakit jantung dan strok. Keduanya merupakan
penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Menkes Budi
menjelaskan, penyakit strok menempati peringkat pertama penyebab kematian di
Indonesia dengan 300 ribu kematian per tahun, disusul jantung dengan 250 ribu
kematian per tahun, dan selanjutnya penyakit kanker di peringkat ketiga.
Hal yang lebih
mengkhawatirkan, lanjut Menkes, angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
tersebut terus meningkat dengan sasaran yang kian luas, yakni menyerang usia
produktif.
“Kalau bisa sedini
mungkin (dideteksi) dibandingkan telat,” kata Menkes Budi.
Menurut Menkes Budi,
deteksi dini harus dilakukan lebih masif di fasilitas pelayanan kesehatan
primer seperti puskesmas. Caranya dengan melakukan pemeriksaan dasar, yakni tes
gula darah, lemak darah, dan tekanan darah.
“Kalau sudah di atas 40
tahun, setiap bulan harus diukur. Kalau gula darahnya tinggi, tekanan darahnya
tinggi dan lemaknya tinggi, nanti obatnya dikasih gratis di puskesmas, diminum
tiap hari dan terkontrol,” ucap Menkes Budi.
Menkes Budi
menambahkan, pemeriksaan kesehatan atau skrining gratis di puskesmas akan ditunjang
dengan keberadaan alat deteksi yang canggih berupa elektrokardiogram (EKG),
yang berfungsi memeriksa kesehatan jantung.
“Kalau ada serangan
jantung bisa ditangani di puskesmas, tidak perlu dibawa ke rumah sakit,
penanganannya bisa lebih dini, oleh dokter umum di Puskesmas, tinggal
konsultasi hasil EKG dengan dokter spesialis jantung melalui video call,”
terang Menkes.
Apabila kondisinya
parah, penanganan penyakit jantung dan strok hanya bisa dilakukan di rumah
sakit yang memiliki alat Cath Lab. Karenanya, melalui transformasi layanan
rujukan, Cath Lab segera didistribusikan ke 514 Kabupaten dan Kota di Indonesia.
“Serangan jantung dan
strok kalau bisa 2 jam ditangani, makin jauh (fasyankes) makin berisiko. Itu
sebabnya kalau bisa ditangani di puskesmas ditangani. Kalau tidak bisa baru
dibawa ke RS, itu sebabnya Cath Lab harus tersedia di Kabupaten dan Kota,” kata Menkes Budi.
Menkes Budi
menyampaikan, keberadaan alat yang canggih tersebut akan ditunjang dengan
keberadaan dokter spesialis dan SDM Kesehatan yang terampil dan berkompeten
sehingga alat itu bisa dioperasikan secara optimal.
“Dokternya akan kita
latih sehingga dokter spesialis jantung intervensi maupun spesialis penyakit
dalam kardiovaskular bisa pakai alat ini,” lanjut Menkes Budi.
Selaras dengan Menkes
Budi, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebut bahwa Kota Bogor berkomitmen
untuk meningkatkan layanan kesehatan KJSU di daerahnya. Dengan demikian, RSUD
Bogor dapat menjadi rujukan untuk pengobatan strok dan jantung bagi masyarakat
sekitar.
“Masyarakat menengah ke
atas di Kota Bogor terus tumbuh dan semakin kuat, karenanya layanan
kesehatannya juga harus baik. Kita ingin semuanya bisa ditangani di Kota Bogor,
sehingga tidak perlu pergi ke Jakarta atau ke luar negeri,” kata Bima.
Bima pun berharap kehadiran
layanan unggulan ini akan dilengkapi dengan ketersediaan tenaga kesehatan yang
berkompeten.
“Ini sangat berarti
untuk kami, faskes akan kita tambah terus, namun yang menjadi pekerjaan rumah
bagi kita adalah tenaga kesehatannya, kami harap bisa ditambah,” kata dia.
Beberapa alat kesehatan
yang akan ditambah di RSUD Kota Bogor di antaranya magnetic resonance imaging
(MRI) untuk pemeriksaan organ tubuh yang dilakukan dengan menggunakan teknologi
magnet dan gelombang radio, CT-Scan, hingga extracorporeal shock wave
lithotripsy (ESWL) untuk mengatasi penyakit batu ginjal dengan gelombang kejut. (Sumber : Humas Kemenkes RI).
Editor
: Aan