Press release kenerja BNN RI 2023
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Tahun 2023 menjadi saksi perjalanan
panjang Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) dalam mewujudkan
misi Indonesia Bersih Narkoba (Bersinar).
Kian bertumbuh dengan dimensi baru, Komjen Pol Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si., melanjutkan tonggak kepemimpinan perjuangan dalam melakukan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN). Kamis (28 Desember 2023)
Melalui empat strategi dalam penanganan narkotika: Soft Power Approach, Smart Power Approach, Hard Power Approach dan Cooperation, BNN RI berhasil menekan angka prevalensi penyalahgunaan narkotika.
Berdasarkan hasil penelitian pengukuran prevalensi penyalahgunaan
narkoba yang dilakukan BNN RI bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
dan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba
mengalami penurunan dari 1,95% menjadi 1,73% untuk setahun terakhir pakai dan pada
kategori pernah pakai menurun dari 2,47% menjadi 2,20%.
Hal ini membuktikan bahwa
empat strategi penanganan permasalahan narkotika memberikan dampak yang
signifikan. Adapun capaian BNN RI yang diklasifikasikan melalui keempat
strategi tersebut adalah sebagai berikut:
SOFT POWER APPROACH
Dalam menangani permasalahan narkotika, BNN RI melakukan strategi Soft Power approach melalui upaya Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, dan Rehabilitasi.
Guna meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang bahaya narkotika dan mendorong partisipasi aktif
dalam upaya pencegahan, BNN RI melakukan program advokasi melalui rapat koordinasi,
membangun jejaring, asistensi, intervensi, supervisi, monitoring dan evaluasi, serta
bimbingan teknis di seluruh wilayah Indonesia. Program ini dilakukan sebanyak
3.718 kegiatan dengan melibatkan 108.921 orang.
Upaya pencegahan juga
dilakukan BNN RI dengan menyajikan informasi sebagai bentuk edukasi kepada
masyarakat melalui media elektronik maupun non elektronik yang dilaksanakan
baik di tingkat pusat maupun provinsi.
Di samping melakukan
pencegahan, BNN RI terus meningkatkan ketanggapsiagaan masyarakat terhadap
ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dengan mencetak 20.500
penggiat P4GN sebagai perpanjangan tangan BNN RI.
Sebagai upaya deteksi dini
penyalahgunaan narkotika, BNN RI melaksanakan 3.095 kegiatan tes urine yang dilakukan
di lingkungan masyarakat, pendidikan, pemerintah, dan swasta. Dari total
202.813 orang yang mengikuti tes urine, 1.268 orang diantaranya terindikasi
positif.
Sementara itu, demi membentuk masyarakat yang mandiri dan bersih dari narkoba, BNN RI melakukan pemberdayaan masyarakat melalui bimbingan teknis life skill pada kawasan rawan narkoba.
Tercatat sebanyak 1.447 orang dari 72 desa/kelurahan rawan narkoba telah mengikuti
pelatihan kewirausahaan seperti handycraft, kuliner, budidaya tanaman pertanian,
salon, menjahit, dan lain sebagainya.
Terus melaju, BNN RI pun mengembangkan program alternative development dimana kegiatan menanam tanaman ilegal digantikan dengan tanaman pertanian dan perkebunan bernilai ekonomi tinggi.
Pada tahun 2023 ini program alternative development telah dilaksanakan
di Kabupaten Bireuen dan Gayo Lues. Hasilnya, lahan seluas 96 hektare di Kabupaten
Bireuen berhasil dikelola menjadi ladang jagung oleh 70 petani, sementara di Kabupaten
Gayo Lues telah menghasilkan 315 Ton kopi yang diekspor dengan total nilai Rp 29.631.000.000,-.
Selanjutnya, guna mengukur
kemandirian peran serta masyarakat dalam upaya P4GN, baik di lingkungan kerja,
pendidikan, dan masyarakat kawasan rawan narkoba, BNN RI melakukan pengukuran
Indeks Kemandirian Partisipasi (IKP). Berdasarkan hasil pengukuran tersebut
diketahui bahwa nilai kumulatif IKP mencapai 3,5 dengan predikat sangat
mandiri, melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 3,2. Adapun tiga satuan
kerja dengan realisasi capaian IKP tertinggi diraih oleh BNNP Kepulauan Riau
(4,0), BNNK Karimun (4,0), dan BNN Kota Waringin Barat (3,98).
Berbagai upaya pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan BNN RI pun telah tampak membuahkan hasil. Hal ini
terlihat dari adanya penurunan jumlah Kawasan rawan narkoba dari 8.002 pada
2022 menjadi 7.426 di tahun 2023. Sejalan dengan hal tersebut, BNN RI juga
melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja sejumlah Kabupaten/Kota
berkategori
“Tanggap Ancaman Narkoba”
atau KOTAN. Dari 122 Kabupaten/Kota Tanggap Ancaman Narkoba, 23 Kabupaten/Kota
masuk dalam kategori Sangat Tanggap, dan 99 Kabupaten/Kota lainnya dalam
kategori Tanggap Ancaman Narkoba. Jumlah ini melebihi target 120 Kabupaten/Kota
Tanggap Ancaman Narkoba dari 173 Kabupaten/Kota.
Selain pencegahan dan
pemberdayaan masyarakat, soft power approach juga dilakukan melalui program
rehabilitasi. Sepanjang 2023 BNN RI bersama lembaga mitra telah memberikan
layanan rehabilitasi kepada 23.825 klien.
Berdasarkan hasil pengukuran persentase
kualitas hidup penyalahguna narkotika yang dilakukan oleh BNN RI menggunakan
WHOQOL (WHO Quality of Life) diperoleh hasil kualitas hidup sebagai berikut: 79,59%
pada domain fisik, 78,20% pada domain psikis, 75,63% pada domain sosial, dan 80,10%
pada domain lingkungan. Hasil pengukuran tersebut melebihi target yang telah ditetapkan,
yaitu sebesar 62%.
Dengan kata lain, dapat disimpulkan
bahwa upaya rehabilitasi yang diberikan oleh BNN RI bersama mitra kerja memiliki
dampak yang signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup dan keterampilan klien,
sehingga mampu meminimalisasi potensi relapse.
Berbagai terobosan juga terus
dilakukan guna mengoptimalkan program rehabilitasi, salah satunya yaitu dengan
pembentukan Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM). IBM menjadi suatu strategi
efektif karena melibatkan masyarakat sebagai mitra aktif dalam upaya pencegahan
dan penanganan penyalahgunaan narkotika.
Saat ini BNN RI telah
membentuk 469 unit IBM yang tersebar di 34 provinsi dengan total petugas agen
pemulihan sebanyak 2.659 orang. Para agen pemulihan tersebut bertugas dalam
melakukan penjangkauan, pendampingan, serta memberikan bimbingan kepada
penyalahguna narkotika.
Upaya optimalisasi pelayanan
rehabilitasi yang dilakukan BNN RI tersebut membuahkan hasil. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan
capaian Indeks Kapabilitas Rehabilitasi (IKR) pada tahun 2023 sebesar 0,10 dari
3,31 di tahun 2022 menjadi 3,41 (kategori baik) dalam skala 1-4.
SMART POWER APPROACH
Seiring dengan perkembangan
teknologi informasi komunikasi (TIK) dan digitalisasi, dalam mengatasi
permasalahan narkotika BNN RI pun menggunakan pendekatan smart power. Strategi
ini menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi, seperti: pengidentifikasian lading
ganja melalui penginderaan jauh yang dilakukan BNN RI bekerja sama dengan Badan
Informasi Geospasial (BIG), Computer Security Incident Response Team (CSIRT)
kerja sama BNN RI dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam pengamanan system
elektronik dan pemulihan layanan terdampak serangan siber, serta Early Warning
(NPS Alert System) sebagai sistem peringatan dini lintas institusi dimana BNN
RI menjadi focal point.
Selain itu BNN RI juga
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyempurnaan
layanan terintegrasi, seperti: BNN One Stop Service (BOSS) yang dapat diakses
oleh masyarakat kapan saja dan dimana saja, aplikasi NEW SIRENA dan SIRATU yang
memudahkan dalam mendapatkan data rehabilitasi terpadu, serta aplikasi E-Mindik
yang digunakan dalam proses penyidikan secara elektronik.
HARD POWER APPROACH
Sepanjang tahun 2023, BNN RI
telah mengungkap 37 jaringan sindikat narkotika, yang terdiri dari 15 jaringan
sindikat narkotika nasional dan 22 jaringan sindikat narkotika internasional.
Melalui tindakan tegas dan terukur, BNN RI, Polri, TNI, Bea dan Cukai, serta stakeholders
terkait berhasil mengungkap 910 kasus tindak pidana narkotika dan psikotropika
dengan mengamankan sebanyak 1.284 tersangka.
Dari seluruh pengungkapan kasus
tersebut, BNN menyita sejumlah barang bukti narkotika, tiga terbesar diantaranya
adalah Sabu sebesar 1,3 Ton, Sabu Butir (Yaba) sebanyak 61.200 butir, Ganja
kering seberat 1,4 Ton, Ekstasi sebanyak 369.755 butir, dan Ekstasi berbentuk serbuk
seberat 145,4 kilogram. Selain itu, BNN RI juga memusnahkan 27,7 hektare ladang
ganja dengan berat tanaman ganja basah mencapai 80 Ton.
Salah satu kasus narkotika
dengan modus baru yang berhasil diungkap BNN RI bekerja sama dengan Bea dan
Cukai adalah penyelundupan 1.114 gram heroin oleh jaringan Karachi-Indonesia.
Penyelundupan ini menggunakan modus dengan memasukkan serbuk heroin dalam serat
benang pada karpet. Modus ini sulit terdeteksi oleh mesin x-ray maupun anjing
pelacak karena serbuk heroin tersebut menyatu dengan serat benang.
Namun, modus tersebut
berhasil diungkap oleh petugas gabungan. Dari pengungkapan kasus narkotika dan
penyitaan barang bukti di atas, BNN RI berhasil menyelamatkan 8.154.623
generasi penerus bangsa dari potensi ancaman penyalahgunaan narkotika.
Dalam memutus mata rantai
jaringan sindikat narkotika, BNN RI juga melakukan penelusuran tindak pidana
pencucian uang (TPPU) sebagai upaya memiskinkan para bandar agar tidak dapat
kembali melakukan bisnis gelap narkotika. Sepanjang tahun 2023 BNN RI berhasil
mengungkap 21 kasus TPPU yang melibatkan 22 tersangka dengan menyita barang
bukti berupa aset senilai total Rp 162.244.526.644,86,-.
COOPERATION
Penanggulangan permasalahan
narkotika tidak dapat dilakukan oleh BNN RI saja. Oleh karena itu, di samping
melakukan strategi hard power approach, soft power approach, dan smart power
approach, BNN RI melakukan strategi cooperation melalui kolaborasi dan sinergitas
dengan para stakeholders. BNN RI menjalin kerja sama dengan instansi pemerintah
dan komponen masyarakat baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional.
Dalam membangun kolaborasi
yang kokoh untuk menangani penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,
sepanjang tahun 2023 BNN RI telah menandatangani 40 dokumen kerja sama di
tingkat nasional, yang terdiri dari: 16 dokumen kerja sama dengan instansi
pemerintah, 7 dokumen dengan BUMN, 7 dokumen dengan lingkungan pendidikan, dan
10 dokumen dengan komponen masyarakat.
Sedangkan pada tingkat
internasional, BNN RI mengaktualisasikan kerja sama melalui berbagai kegiatan
seperti: latihan gabungan Drugs Enforcement Administration (DEA) dan International
Narcotics Control Board (INCB), Technical Working Group Meeting for Outcome Drugs
Problem UNODC Indonesia, pertemuan The 66 th Commission on Narcotic Drugs (CND)
di Austria, The 45th Meeting of Heads of National drug Law Enforcement Agencies
ASIA and the Pacific (HONLAP), The 14th ASEAN Drug Monitoring Network (ADMN), International
Drug Enforcement Conference (IDEC XXXVII) di Jamaika.
Selain itu, kerja sama juga
dilakukan BNN RI dengan melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara
diantaranya Spanyol, Belanda, Prancis, Jamaika, Venezuela, Kolombia, Kuba,
Amerika Serikat, Korea Selatan, dan lain sebagainya.
TANTANGAN NEW PSYCHOACTIVE
SUBSTANCES (NPS)
Di tengah upaya BNN RI dalam
memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, modus kejahatan
narkotika terus mengalami perkembangan. Salah satunya adalah peredaran new
psychoactive substance (NPS) yang dilakukan oleh jaringan sindikat narkotika
untuk menghindari jeratan hukum.
Saat ini terindentifikasi
1.200 jenis NPS yang beredar di dunia (UNODC,2023), 93 jenis di antaranya telah
masuk ke Indonesia. Dari 93 jenis NPS tersebut, 90 jenis telah diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 30 dan 31 Tahun 2023.
Di samping itu sebagai upaya
antisipasi dari perkembangan peredaran NPS, BNN RI melakukan penguatan terhadap
laboratorium narkotika di Indonesia. Sampai dengan tahun 2023, BNN RI telah
memiliki 1 pusat Laboratorium Narkotika di Lido, Jawa Barat, dan 4 laboratorium
narkotika lainnya di Deli Serdang, Sumatera Utara; Baddoka, Sulawesi Selatan; Tanah
Merah, Kalimantan Timur; dan Bangkalan, Jawa Timur.
Berdasarkan data yang
dihimpun oleh Puslab BNN RI dari seluruh laboratorium narkotika di Indonesia,
pada tahun 2023 telah dilakukan pengujian terhadap 22.183 sampel, dimana 21.531
diantaranya positif narkotika, 9 psikotropika, 5 prekursor, dan 638 sampel
lainnya adalah negatif.
PENINGKATAN KUALITAS SUMBER
DAYA MANUSIA
Kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) menjadi salah satu kunci dalam penanganan permasalahan narkotika di
Indonesia. BNN RI melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) terus
berupaya melakukan peningkatan kualitas SDM melalui berbagai pelatihan dan
pengembangan kompetensi.
Pada tahun 2023, PPSDM BNN RI
telah menyelenggarakan 39 kegiatan pelatihan dengan total peserta sebanyak 938
orang yang terdiri dari personel BNN pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan
Balai/Loka
Beberapa pelatihan yang
diselenggarakan diantaranya adalah Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN),
Pelatihan Raid Planning And Execution, Peningkatan Fasilitator Penyuluh
Narkoba, Training of Trainer Rehabilitasi, Narcotic Investigation Course dan
lain sebagainya. Peningkatan kualitas SDM juga dilakukan BNN RI melalui
standardisasi dan sertifikasi, bimbingan teknis, serta workshop.
Saat ini PPSDM BNN RI meraih
nilai akreditas sebesar 83,225 sebagai Lembaga Penyelenggara Pelatihan dan
nilai akreditasi sebesar 90,276 untuk Program Pelatihan Kepemimpinan
Admininstrator.
PRESTASI DAN PENGHARGAAN
Kerja keras BNN RI dalam
mengatasi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di Indonesia,
mendapatkan apresiasi dari beberapa pihak melalui sejumlah penghargaan, antara
lain:
1. Government Public
Relations (GPR) Institute dalam ajang TOP GPR Award & GPR Leader Award 2023
atas prestasi dalam membangun digital public relations ;
2. Anugerah Pengadaan Tahun
2023 dengan peringkat tiga terbaik kategori Persentase Nilai Transaksi Usaha
Mikro Kecil (UMK) Terbesar dari LKPP Tingkat Kementerian/Lembaga;
3. Penghargaan Jabatan
Fungsional Kesehatan atau JFK Awards 2023 dalam rangka Hari Kesehatan Nasional
ke-59 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;
4. Penghargaan khusus dari
Ombudsman RI atas pemenuhan maklumat pelayanan dan layanan kompensasi;
5. Penghargaan atas
keberhasilan BNN RI dalam mempertahankan prestasi opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) yang ke–14 kali sejak tahun 2008;
6. Penghargaan dari Kemen PAN
RB kepada Pusat Laboratorium Narkotika sebagai satuan kerja terbaik dalam
Pemantauan dan Evaluasi Sarpras Ramah Kelompok Rentan;
7. Penilaian kepatuhan
penyelenggaraan pelayanan publik dengan nilai 85,09 oleh Ombudsman RI;
8. Best Poster Presentation
dengan judul poster “Identification of Heroin in The Rug Packages” pada
kegiatan 15th Asian Forensic Science Network Annual Meeting and Symposium yang
diadakan di Kuala Lumpur;
9. Penghargaan dari Menteri
PPPA sebagai Lembaga yang Memenuhi Standar Ramah Anak dengan Nilai Maksimum;
10.Akreditasi SNI ISO/IEC
17043:2010 sebagai Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi dan Prestasi
sebagai Unit Kerja Pelayanan Predikat Menuju WBK;
11.Penghargaan Hasil Evaluasi
Zona Integritas Menuju WBK/WBBM Tahun 2023 dari Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokasi (PAN RB) kepada BNNP Nusa Tenggara
Barat (NTB) dan BNNK Magelang, dan lain sebagainya.
Hasil capaian kinerja BNN RI
sepanjang tahun 2023 ini menjadi wujud nyata kesungguhan dan komitmen BNN RI
dalam melindungi dan menyelamatkan generasi bangsa dari ancaman bahaya
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Tak berpuas diri, BNN RI akan terus
melaju, menindak tanpa pandang bulu. Mari bersama BNN RI lawan peredaran gelap narkotika,
selamatkan penyalahguna, wujudkan Indonesia yang bersih dari narkoba. (Tim
liputan).
Editor ; Aan