KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Data menunjukkan bahwa saat ini jumlah
perempuan dayak di Indonesia diperkirakan mencapai 6 juta jiwa dan rata-rata
masih memegang akar tradisi yang kuat. Sama seperti kelompok perempuan yang
lain, perempuan Dayak memiliki potensi kekuatan yang besar untuk bisa berdaya
dan mandiri jika diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri. Rabu (4 Oktober 2023)Perempuan Dayak Di Pembangunan Bumi Borneo Harus Dikuatkan
Bertempat di Jakarta, Nyelong Inga Simon Ketua Umum Lembaga
Perempuan Dayak Nasional (LPDN) merayakan ulang tahunnya yang ke 65 tahun.
Momen ulang tahunnya tersebut dimanfaatkan sebagai refleksi dan meneguhkan
niatnya untuk memasuki puncak karirnya yang kedua, yakni ikut serta dalam
kontestasi pemilihan calon legislatif di DPRD Provinsi Kalimantan Tengah.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Ria Musiawan Ketua Umum
Indonesia Gastronomy Community beserta jajaran pengurus, Ketua Umum Relawan
Ganjar Nusantara (RGN) Darwanto, Wasekjen RGN Tarsih Ekaputra, Alexander Sonny
Keraf suami Nyelong Inga Simon yang juga Menteri Negara Lingkungan Hidup
Kabinet Persatuan Nasional Periode 1999 – 2001, dan undangan lainnya.
Ketua Umum LPDN, Nyelong Inga Simon dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa dipercayanya Ia memimpin LPDN akan dijalankan secara amanah untuk menjadikan LPDN sebagai wadah bagi perempuan Dayak di manapun berada.
Perempuan Dayak sendiri dikenal dengan sebutan “Intan Kanuah Tapusak-Lingu“ yang menggambarkan perempuan Dayak dengan kecantikannya yang diakui dunia, punya kecerdasan dan kegigihan yang luar biasa. Wadah ini dimaksudkan untuk mengajak semua perempuan Dayak mengoptimalkan daya juangnya bagi bangsa dan negara, yang adil, mandiri dan sejahtera,
Lebih jauh Nyelong Inga Simon juga memantabkan niatnya dalam pengabdian untuk Indonesia melalui upaya bersama membangun kampung halaman atau dalam bahasa dayaknya “hapakat mamangun lewu” melalui konstestasi Caleg DPRD Kalteng dari PDIP dengan nomor urut 2 untuk Dapil Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau.
Terjunnya ia kedalam kancah perpolitikan daerah tak lain adalah sebagai
upaya mewujudkan cita-citanya sebagai perempuan dayak untuk kembali ke kampung
halaman setelah berkiprah diranah nasional demi bersama-sama membangun kampung
halamannya untuk menuju kemandirian, kesejahteraan dan berkeadilan.
Lebih jauh Nyelong Inga Simon menjelaskan bahwa perempuan dayak memiliki daya juang yang tinggi dan menghormati budaya lokal tempat mereka berpijak. Enam juta perempuan itu jumlah yang besar dengan potensi diri luar biasa dan harus mendapatkan wadah yang tepat. Perempuan bukan sosok yang lemah.
Kekuatan perempuan itu nyata jika sesama perempuan saling mendukung dan saling
memotivasi untuk maju bersama. Memang harus diakui, budaya patriarkhi masih
menjadi penghalang utama dan harus kita upayakan untuk diminimalisir. Saat ini,
sudah banyak perempuan berkiprah, mandiri secara ekonomi dan terlibat dalam
berbagai sektor pembangunan khususnya di Bumi Borneo.
“Melalui momen ulang tahun saya ini, selain saya akan membayar
hutang waktu terhadap suami, anak dan cucu karena selama ini saya berkarir di
pemerintahan, selain itu juga membulatkan tekad saya untuk mendorong kemandirian
dan peran serta perempuan dayak di manapun berada dalam setiap pembangunan yang
ada di Bumi Borneo. Melalui kontestasi calon legeslatif di DPRD Provinsi
Kalteng, saya memiliki tekad yang tulus untuk mengajak khususnya perempuan
dayak dan secara umum masyarakat Bumi Borneo untuk Hapakat Mamangun Lewu”
ucap Nyelong Inga Simon.
Wasekjen RGN Tarsih Ekaputra menjelaskan bahwa sosok Nyelong Inga
Simon selama ini dikenal sebagai perempuan dayak tradisional yang
berakar kuat dalam tradisi budaya dayak yang lekat dengan segala
upacara dan tradisi Dayak tradisional. Segala kehidupan dan aktivitasnya tidak
lepas dari muatan upacara adat, dengan obat-obatan, dengan makanan, dengan
ramuan tradisional Dayak.
“Ibu Nyelong adalah seorang akademisi, seorang aktivis mahasiswa
yang mendidik dan mendorong mahasiswa—khususnya anak-anak Dayak—untuk maju,
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Tidak heran jika kemudia ia
akhirnya dipercaya untuk menjadi Ketua Umum Lembaga Perempuan Dayak
Nasional (LPDN) dan sekarang bertekad untuk membangun kampung halaman dengan
turut serta dalam kontestasi Caleg DPRD Provinsi Kalteng,” jelas Tarsih
Ekaputra.(Tim Liputan)
Editor : Aan