Komite Keperawatan RSUD Kota Pontianak Latih Nakes Tangani Pasien Stroke

Editor: Redaksi author photo

Simulasi praktek tentang cara melakukan tes fungsi menelan pada pasien stroke di RSUD SSMA Kota Pontianak.
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak bersama Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Komite Keperawatan RSUD Kota Pontianak menggelar kegiatan Workshop Keperawatan dengan tema 'Stroke Management and Bedside Swallowing Screening Test' untuk perawat dan dokter umum di Aula RSUD SSMA, Rabu (25/10/2023). 



Kegiatan pelatihan ini merupakan rangkaian kegiatan memperingati Hari Jadi ke-252 Kota Pontianak dan HUT ke-11 RSUD SSMA Kota Pontianak. Nurse (Ns) Reza Juliandi, SKep, Ketua Panitia Workshop menjelaskan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien stroke. 



"Hal ini sangat penting karena dalam penanganan stroke ada yang namanya golden periode (episode emas)," ungkapnya.



Dia menambahkan, jika penanganan dilakukan dengan tepat maka risiko kematian dan kecacatan yang dialami oleh pasien bisa diminimalisir.



"Oleh sebab itu, pentingnya workshop ini digelar agar para nakes tahu apa yang harus dilakukan dalam menangani pasien stroke," tuturnya.



Dokter Spesialis Saraf, dr Achmad Faqih, SpN sebagai salah satu pemateri, menjelaskan bahwa stroke harus cepat dideteksi tanda gejalanya dan segera ditangani dengan dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas memadai untuk penanganan stroke. 



Teknik Mnemonik 'SEGERA KE RS' menjadi cara mudah untuk mengingatkan tanda gejala pada pasien stroke, yakni akronim dari (SE)nyuman perot atau tidak simetris, (GE)rakan tangan atau kaki melemah, sua(RA) sulit keluar atau sulit berbicara, (KE)semutan mendadak pada setengah tubuh, (R)abun mendadak, (S)akit kepala hebat tiba-tiba.



"Jika ditemukan salah satu dari gejala tersebut, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit dan diusahakan ke rumah sakit dengan fasilitas Trombolisis untuk mencegah kerusakan berlanjut pada sel saraf terutama otak dikarenakan tidak mendapat suplai oksigen dan nutrisi," terangnya.


Sementara itu, Ns Inaniyah, SKep yang juga selaku pemateri workshop menuturkan, salah satu gejala yang disebabkan oleh penyakit stroke ini adalah gangguan menelan (disfagia). Gangguan menelan pada pasien stroke jika tidak dikenali dengan segera dan aktif oleh tenaga kesehatan bisa berisiko menyebabkan pasien tersedak. 



"Dikarenakan pasien mendapatkan asupan melalui mulut sehingga air ataupun makanan yang diberikan masuk ke paru-paru," jelasnya.



Selain penyampaian materi, para peserta workshop juga melakukan simulasi atau praktek tentang bagaimana cara melakukan tes fungsi menelan pada pasien stroke di rumah sakit. Praktek ini diikuti oleh semua peserta workshop di ruang Komite Keperawatan dipimpin oleh Ns Inaniyah, SKep beserta tim dari rawat inap Stroke Care Center (SCC).



Dengan pelaksanaan workshop ini diharapkan para dokter dan perawat di RSUD SSMA Kota Pontianak bisa lebih memahami dan meningkatkan kemampuan dalam manajemen asuhan keperawatan serta pemeriksaan fungsi menelan pada pasien stroke sehingga pelayanan rumah sakit ini khususnya pada pasien stroke bisa lebih optimal. (Tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini