KALBARNEWS.CO.ID (SYDNEY) - Lewat teknologi baru ini, jaringan
jantung yang dicetak dengan teknik 3D "ditambal" pada lapisan jantung
yang rusak sehingga menjadi alternatif yang lebih aman dan hemat biaya
ketimbang transplantasi jantung. Peneliti The University of Technology Sydney (UTS) telah
mendemonstrasikan, jaringan jantung yang dibuat dengan metode 3D
bioprinting secara aman dan efektif membantu pemulihan pasien dari
insiden serangan jantung yang parah. Kamis (20 April 2023).Peneliti University Of Technology Sydney Kembangkan Metode Pengobatan Gagal Jantung
Jaringan jantung
ini dibuat dari sel yang diisolasi dari darah pasien. Tim UTS lalu merancang
model 3D dari jantung pasien, dan mengidentifikasi area jantung yang mengalami
kerusakan sebelum "menambal" permukaan jantung.
"Riset kami
menunjukkan, tambalan yang direkayasa secara biologis merupakan metode
pengobatan terbaik dan termutakhir untuk kasus kegagalan jantung,"
ujar Dr. Carmine Gentile, Head, Cardiovascular
Regeneration Group, UTS.
"Metode
tambalan yang direkayasa secara biologis menjanjikan pengobatan yang lebih
aman, konsisten, dan hemat biaya bagi pasien."
Temuan riset ini
telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah ternama di dunia, Bioprinting.
Gagal jantung
merupakan komplikasi penyakit jantung. Gagal jantung terjadi ketika pasokan
darah tidak memadai sehingga jaringan jantung rusak di area yang terdampak.
Metode intervensi saat ini mencakup transplantasi jantung—prosedur bedah yang
berisiko besar.
"Berkat
teknologi ini, pasien dapat menggunakan sel puncanya sendiri untuk membuat
'tambalan' jantung. Hal ini tak hanya mengurangi trauma dan biaya transplantasi
jantung secara drastis, namun menghindari kendala lain, seperti ketika tubuh
menolak jaringan donor jantung," jelas Dr. Gentile.
Heart Research
Australia, mitra pendanaan riset ini, memuji perkembangan yang dicapai Dr.
Gentile dan tim risetnya dalam mengatasi buruknya statistik dalam penyakit
jantung.
"Kami gembira
bahwa kerja sama riset ini terbukti sukses, dan kini memasuki babak baru. Kami
juga menyambut potensi teknologi ini untuk membantu ratusan ribu orang yang
mengalami gagal jantung setiap tahun," kata Nicci Dent, CEO, Heart
Research Australia.
Pengujian lebih
lanjut atas efek jangka panjang teknologi ini tengah berlangsung sebelum
peneliti melakukan uji klinik.
University of Technology Sydney (UTS) tercantum dalam jajaran
150 universitas terbaik di dunia. UTS dikenal atas kiprahnya dalam menciptakan
dampak positif di seluruh dunia lewat berbagai kerja sama riset global. UTS
berada pada posisi #1 dari sisi dampak riset di Australia.(Tim Liputan).
Editor : Aan