KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Konferensi Internasional Southeast
Asia Business Event Forum (SEABEF) resmi dibuka oleh Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Menparekraf/Kabaparekraf) Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno di Yogyakarta,
Jumat (3 Februari 2023).Sandiaga Uno Resmi Buka Bussiness Event Forum Se-Asean Di Yogyakarta
Dalam rangkaian Asean Tourism Forum ini, SEABEF akan membahas isu-isu utama
pengembangan MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) di kawasan ASEAN
khususnya di Indonesia.
"Melalui acara ini kita mendorong lembaran baru dari MICE di kawasan ASEAN
dan Indonesia yang sedang memegang keketuaan ASEAN akan membawa satu
kepemimpinan agar lebih banyak event-event berkelas dunia di kawasan ASEAN,
terutama Indonesia," kata Menparekraf Sandiaga.
SEABEF mengangkat tajuk “Fostering Southeast Asia Business Event Approaching
the Post-Pandemic Era”. Sesuai dengan tajuknya, tujuan dari pelaksanaan SEABEF
adalah untuk membahas isu-isu utama dalam pengembangan MICE, khususnya di masa
pemulihan pascapandemi.
Secara garis besar, ada tiga poin pada isu utama tersebut yakni sumber daya
manusia, manajemen krisis, dan sustainability. Pelaksanaan SEABEF juga menjadi
momentum untuk mencanangkan komitmen Indonesia terhadap green meeting.
Forum ini diharapkan semakin memperkuat kolaborasi antara pelaku industri MICE
di tanah air dan juga ASEAN untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan MICE di
dalam kawasan. Sekaligus menjadikan ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan
ekonomi melalui penyelenggaraan MICE berskala internasional.
Saat ini ekonomi dunia sudah menunjukkan pertumbuhan positif setelah selama dua
tahun terakhir terdampak akibat pandemi. Termasuk Indonesia yang ditunjukkan
melalui berbagai capaian.
Dalam catatan World Economic Forum (WEC), daya saing Indonesia dalam indeks
pembangunan pariwisata dan perjalanan (TTDI) melompat 12 poin ke peringkat 32
dunia. Dalam hal kontribusi ekonomi, pariwisata dan ekonomi kreatif berhasil
mendorong penciptaan 3,3 juta lapangan kerja baru. Melampaui target dari yang
sebelumnya ditetapkan sebesar 1,1 juta.
Namun demikian, untuk perkembangan dalam cakupan kawasan, Asia Tenggara masih
tertinggal dari Eropa dan Amerika.
"Karenanya dengan berada di sini, saya harap kita bisa mulai akselerasi
dan mengejar ketinggalan dengan menghadirkan MICE berskala internasional,"
kata Sandiaga.
Indonesia dikatakan Sandiaga berkomitmen untuk terus mengembangkan sektor MICE
sebagai salah satu penopang ekonomi nasional. Di antaranya dengan menyiapkan
kemudahan perizinan (deregulasi) dalam perolehan izin penyelenggaraan kegiatan
MICE.
Selain itu juga menyiapkan desa-desa wisata sebagai lokasi penyelenggaraan
MICE.
"Kami akan terus berkomitmen untuk mengembangkan acara MICE di Indonesia
dengan melakukan berbagai kolaborasi, dengan semua pemangku kepentingan. Kami
percaya MICE mampu menciptakan kegiatan ekonomi, menciptakan investasi dan
lapangan kerja," kata Sandiaga.
Menparekraf Sandiaga juga mengajak pelaku industri MICE memperkuat komitmen
untuk menghadirkan gelaran MICE yang memperhatikan isu-isu keberlanjutan. Di
antaranya dengan mengajak peserta kegiatan MICE menghitung carbon footprint dan
melakukan offset dengan kegiatan seperti penanaman pohon mangrove atau
berkontribusi dengan melakukan kegiatan wisata yang ramah lingkungan.
"Produk wisata ecotourism menjadi tone utama dalam menjalankan bisnis
event dan MICE ke depan. Menjadi gold standard untuk menjadikan event-event ini
memenuhi aspek keberlanjutan," kata Menparekraf Sandiaga.(Tim Liputan).
Editor : Lan