Kepala BNN RI Komjen. Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose |
Dalam upaya war on drugs, BNN RI konsisten
mengusung empat strategi antara lain: Soft Power Approach, Hard Power Approach,
Smart Power Approach Dan Cooperation.
SOFT POWER APPROACH
Pada Strategi Soft Power Approach yang
meliputi bidang Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, dan Rehabilitasi, BNN RI telah
melakukan banyak pencapaian dan dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat.
Di bidang pencegahan, fokus BNN RI dalam
meningkatkan ketahanan masyarakat ditempuh melalui program desa bersinar di 588
desa atau Kelurahan Se-Indonesia. program ini diikuti dengan kegiatan Ketahanan
Keluarga Anti Narkotika (Family Resilience) dengan melakukan intervensi kepada
1.040 keluarga, dengan melibatkan 4.160 anggota keluarga (Bapak, Ibu dan Anak).
Sementara relawan anti narkotika yang
terlibat dalam kegiatan P4GN berjumlah sebanyak 347.124 orang., untuk
membentengi para remaja dari narkoba, dilakukan pencegahan di lingkungan
pendidikan melalui pengembangan kemampuan 34 SMP dan SMA sederajat.
Agar secara mandiri melatih softskills anak
didiknya, dan tahun ini kemandirian tersebut telah menyentuh 4.590 siswa. dalam
bersosial dan berkomunitas, 1.730 remaja dari berbagai komunitas dibekali
kemampuan dalam mengenal diri dan mempengaruhi teman sebayanya untuk menolak
narkoba.
Tak hanya itu, BNN RI juga menggugah
kesadaran, kepedulian, dan semangat perang melawan narkoba di berbagai wilayah
di Indonesia dengan Kampanye War On Drugs melalui Pergelaran Seni, Olah Raga dan
Dialog P4GN baik secara langsung maupun virtual dengan audiens sejumlah 307.010
orang.
Upaya ini diiringi dengan pemuatan informasi pada 494 titik media luar ruang di 34 provinsi yang mampu menginformasikan P4GN kepada 14.820.000 orang, serta penayangan informasi P4GN di TV dan Radio yang diterima oleh 8.721.441 orang.
Gencarnya penggunaan media sosial di masyarakat juga dimanfaatkan oleh BNN RI melalui berbagai unggahan konten War On Drugs dan informasi P4GN di media sosial yang dilihat oleh 19.195.803 viewer, dengan total like sebanyak 16.281.345 orang.Sementara itu layanan penyuluhan narkoba
telah mampu melayani 7.537 permintaan
masyarakat dengan total audiens sebanyak 1.847.034 orang, baik yang
dilaksanakan secara tatap muka maupun secaravirtual.
Pada bidang pemberdayaan masyarakat, BNN RI berupaya
meningkatkan ketanggapsiagaan masyarakat terhadap ancaman Penyalahgunaan Dan
Peredaran Gelap Narkotika dengan indikator kinerja jumlah Kabupaten atau Kota berkategori
"Tanggap Ancaman Narkoba" atau kotan. pada tahun 2022, terdapat 21 Kabupaten
dan Kota dalam kategori sangat tanggap, dan 129 Kabupaten dan Kota tanggap
ancaman narkoba.
Sebagai upaya untuk memaksimalkan peran
masyarakat, BNN RI telah mencetak 32.363 penggiat P4GN. selain itu, BNN RI juga
telah melaksanakan tes urine pada 146.913 orang di seluruh Indonesia.
Dalam upaya pemberdayaan masyarakat, BNN RI juga
berhasil menurunkan kawasan rawan narkotika sebanyak 689 daerah dari 8.691 pada
tahun 2021 menjadi 8.002 di tahun 2022, melalui program pemberdayaan alternatif
dan sinergi antar kedeputian (Cegah, Rehab dan Berantas). sebagai salah satu
upaya untuk mengatasi hal tersebut, BNN RI telah memberikan life skill pada
1.089 orang yang tinggal di daerah rawan narkotika.
Tak kalah penting, BNN RI terus menggarap
program Grand Design Alternative Development (GDAD) di Aceh Besar, Bireuen, dan
Gayo Lues melalui penanaman hingga panen jagung dan kopi.
Salah satu hasil konkretnya, masyarakat di Bireuen
berhasil Panen Jagung Hibrida di atas lahan seluas 5 hektar, dan masyarakat di Gayo
Lues telah menambah luasan areal penanaman kopi seluas 500 hektar hasil sinergi
dengan Pemerintah Kabupaten serta di tahun 2022 ini berhasil panen kopi
sebanyak 30,5 ton. sedangkan program GDAD di daerah Kapuas Hulu dan Kutai
Kartanagara dilakukan melalui bimbingan Teknis Life Skill.
Sementara itu, pada bidang rehabilitasi,
jumlah pecandu atau penyalah guna narkotika yang telah menjalani rehabilitasi
pada layanan BNN RI dan Mitra BNN RI tahun 2022 sebanyak 31.868 orang dengan
tingkat kepuasan untuk layanan rawat jalan sebesar 3,49 (kategori baik) dalam
skala indeks kepuasan masyarakat 1-4. adapun tingkat kepuasan untuk rawat inap
adalah 3,59 (kategori sangat baik) dalam skala yang sama.
BNN RI menargetkan adanya peningkatan upaya
pemulihan pecandu narkotika melalui dua indikator.
Indikator Pertama adalah indeks kapabilitas
rehabilitasi yang menggambarkan aksesibilitas, ketersediaan, keberlangsungan
dan kualitas layanan. Pada tahun 2022, indeks kapabilitas rehabilitasi mencapai
angka 3,31 (kategori baik) dalam skala 1–4.
Sedangkan Indikator Kedua adalah persentase
kualitas hidup penyalah guna narkotika yang meningkat setelah menjalani rehabilitasi
baik yang diberikan oleh bnn ri maupun mitra kerjanya.
Peningkatan kualitas tersebut diukur melalui
Whoqol (Who Quality Of Life) pada 4 domain yaitu fisik dengan capaian 73,69
persen, psikis 74,15 persen, sosial
71,70 persen dan lingkungan 74,43 persen.
Pencapaian empat domain tersebut melebihi
dari target yang ditetapkan, yaitu 58 persen. artinya, upaya rehabilitasi baik
yang diberikan oleh bnn ri maupun mitra kerjanya dapat benar-benar memperbaiki
kualitas dan keterampilan hidup klien sehingga meminimalisasi potensi kekambuhan.
Salah satu terobosan di bidang rehabilitasi
guna mengatasi kesenjangan layanan rehabilitasi pada berbagai daerah,
dibentuklah IBM (Intervensi Berbasis Masyarakat) yang berlokasi pada Desa
Bersinar.
Hingga saat ini, IBM yang operasional adalah
sebanyak 488 unit. IBM memberdayakan potensi masyarakat setempat untuk menjadi
agen pemulihan, guna melakukan penjangkauan, pendampingan, serta bimbingan bagi
penyalah guna narkotika agar perilakunya tidak berlanjut menjadi kecanduan.
Adapun terobosan lainnya pada bidang
rehabilitasi adalah Pengembangan Standar Layanan Rehabilitasi Indonesia guna
menjamin kualitas layanan. pada tahun 2022, terdapat 142 lembaga rehabilitasi
yang telah didorong dan difasilitasi sehingga dapat melaksanakan layanan
rehabilitasi sesuai dengan sni 8807:2019 tentang standar layanan rehabilitasi
narkotika.
Hard Power Approach
Pada strategi selanjutnya yaitu Hard Power
Approach, BNN RI melakukan upaya pemberantasan jaringan sindikat narkotika.
sepanjang tahun 2022, BNN RI telah mengungkap 49 jaringan, dengan rincian, 26 Jaringan
Nasional dan 23 Jaringan Internasional.
Dari seluruh jaringan tersebut, BNN RI telah
mengungkap 768 kasus Tindak Pidana Narkotika Dan prekursor narkotika dengan
tersangka sebanyak 1.209 orang. selain itu, BNN RI juga mengungkap kasus Prekursor
Narkotika (Clandestine Laboratory) sebanyak 2 kasus dengan 5 orang tersangka.
dari seluruh pengungkapan kasus narkotika tersebut, BNN RI menyita sejumlah
barang bukti narkotika.
Tiga terbesar diantaranya adalah Sabu seberat
1,902 ton, Ganja seberat 1,06 ton, dan Ekstasi berbentuk tablet sebanyak
262.789 butir dan Ekstasi berbentuk serbuk seberat 16,5 kilogram.
Disamping itu, BNN RI juga telah memusnahkan
152,8 ton Ganja basah di lahan Tanaman Narkotika jenis ganja seluas 63,9
hektar. dari seluruh jumlah barang bukti yang disita, BNN RI berhasil
menyelamatkan 12,2 juta generasi bangsa dari bahaya penyalahgunaan narkotika.
Upaya pemberantasan jaringan sindikat
narkotika selalu ditindaklanjuti dengan pengungkapan Tindak Pidana Pencucian
Uang (TPPU) dengan tujuan memiskinkan para bandar. sepanjang 2022, BNN RI mengungkap
17 kasus TPPU, dengan tersangka sebanyak 20 orang, dan total aset senilai rp
33,8 miliar.
SMART POWER APPROACH
Untuk mendukung upaya perang melawan
narkotika, pendekatan Smart Power Approach dilakukan melalui pemanfaatan
teknologi informasi dan riset. dalam aspek pemanfaatan teknologi informasi, bnn
ri menyempurnakan berbagai layanan dalam BNN One Stop Service (BOSS).
Sedangkan dalam aspek riset, BNN RI melakukan
pengukuran Indeks Kepercayaan Masyarakat terhadap kinerja BNN RI, melalui
analisis kepercayaan masyarakat dalam pelaksanaan program P4GN dengan nilai
88,10 yang artinya sangat baik.
Riset lainnya juga dilakukan BNN RI untuk
mendapatkan indeks P4GN. laporan ini dibuat dengan menggunakan data dasar dari
SIN (Sistem Informasi Narkoba) dan Survei Online kepada seluruh jajaran BNN RI,
baik di Pusat maupun Daerah, dengan nilai 59,3 persen atau dikategorikan cukup
efektif.
COOPERATION
Selanjutnya, strategi BNN RI lainnya yang tak
kalah penting adalah cooperation. melalui Strategi Cooperation, BNN RI menjalin
kerja sama dengan Instansi Pemerintah dan komponen masyarakat baik di tingkat Nasional,
Regional maupun Internasional.
Pada tahun 2022, BNN RI telah menandatangani 43
dokumen kerja sama, dengan rincian, 19 dokumen kerja sama dengan Instansi
Pemerintah, 3 dokumen dengan BUMN, 4 dokumen dengan Lingkungan Pendidikan, dan
17 dokumen dengan Komponen Masyarakat.
Sementara itu, dalam kerja sama Internasional,
BNN RI telah menandatangani 22 dokumen MOU
dengan 20 Negara, dan MOU tersebut masih berjalan hingga saat ini.
Sedangkan, bentuk aktivitas kerja sama
lainnya di tingkat Internasional diaktualisasikan BNN RI melalui pelatihan
bersama Drugs Enforcement Administration (DEA) dan International Narcotics
Control Board (INCB).
Tak hanya itu, BNN RI juga berpartisipasi
aktif dalam sejumlah pertemuan strategis seperti: The 65th Commission On
Narcotic Drugs (CND), the 43rd Asean Senior Official On Drug Matters, Far East
Regional International Drugs Enforcement Conference (IDEC), the 16th Asean
Ministerial Meeting On Transnational Crime, The 44th Meeting Of Heads Of
National Drug Law Enforcement Agencies Asia And The Pacific (HONLAP), dan the
7th Asean Seaport Interdiction Task Force (ASITF) meeting, the 65th Reconvened
Commission On Narcotic Drugs (CND).
Untuk memperkuat War On Drugs, BNN RI juga membina hubungan kerja sama yang intensif dengan Malaysia, Amerika Serikat, Iran, Argentina, Ekuador, Panama, Kuba, Kolombia, Peru, Venezuela, Australia, Portugal, Finlandia, Italia, Taiwan, Spanyol, Thailand, Laos, Singapura dan Vietnam.
TANTANGAN NPS (NEW PSYCHOACTIVE SUBSTANCES)
Upaya luar biasa dalam perang melawan
narkotika harus terus dikembangkan mengingat tantangan yang dihadapi semakin
kompleks, salah satunya peredaran Narkotika Jenis Baru atau NPS yang masih
marak. sepanjang tahun 2022, terdapat 360 sampel NPS yang telah diuji oleh Pusat
Laboratorium Narkotika BNN RI.
Hingga saat ini, jumlah NPS yang beredar di
dunia 1.150 jenis, sedangkan di Indonesia sebanyak 91 jenis teridentifikasi, di
mana 85 jenis sudah diatur dalam Permenkes RI nomor 36 tahun 2022 sementara 6
lainnya belum diatur.
PENINGKATAN KUALITAS SDM
Kinerja penanggulangan narkotika yang
maksimal tidak lepas dari faktor kualitas Sumber Daya Manusia yang terus
meningkat. hal ini merupakan salah satu hasil dari berbagai pelatihan yang
telah diberikan antara lain: Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II, Pelatihan
Raid Planning And Execution, Peningkatan Fasilitator Penyuluh Narkoba,
Profesionalisasi Petugas Rehabilitasi, dan Workshop Teknik Sampling Sample
Terkait Penjaminan Mutu Untuk Pusat Laboratorium Narkotika dan sebagainya.
PRESTASI DAN PENGHARGAAN
Berkat kerja keras seluruh jajaran dalam
melaksanakan tugasnya, BNN RI berhasil meraih prestasi dan penghargaan dari
berbagai pihak, antara lain : Digital Innovation For Creative Industry tahun
2022 dari MNC Portal Indonesia, Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Award
atas Prestasi Puslab Narkotika BNN RI sebagai lembaga pemerintah yang peduli
perlindungan konsumen, Anugerah Reksa Bandha dari Kemenkeu pada Kategori
Utilisasi Barang Milik Negara (BMN), penghargaan atas layanan Rehabilitasi
Ramah Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI atas laporan keuangan tahun 2021
yang ke-14, BKN Award atas prestasi Penerapan Pemanfaatan Data Sistem Informasi
dan CAT, Akreditasi SNI ISO/IEC 17043:2010 untuk Puslab Narkotika BNN RI sebagai
Penyelenggara Uji Profisiensi, Penganugerahan Predikat Kepatuhan Standar
Pelayanan Publik tahun 2022 dari Ombudsman RI,
dan predikat A pada Kategori Pelayanan Prima dari Kementerian PAN RB.
Keberhasilan dan prestasi dalam
penanggulangan masalah narkotika diraih dengan sinergitas yang kuat antara BNN
RI dan seluruh Stakeholders. oleh karena itulah, BNN RI memberikan apresiasi
atas partisipasi dan peran aktif seluruh stakeholders yang selama ini menjadi
mitra dalam upaya penanggulangan narkotika, baik dalam aspek Pencegahan,
Pemberdayaan Masyarakat, Rehabilitasi, maupun Pemberantasan.
Apresiasi juga disampaikan kepada seluruh
personil di markas besar BNN RI, BNN Provinsi, dan BNN Kabupaten dan Kota atas
kerja keras dan dedikasi yang telah diberikan dalam upaya Pencegahan Dan
Pemberantasan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkotika untuk mewujudkan Indonesia
Bersinar (Bersih Narkoba).
Mari Satukan Tekad! Kuatkan Langkah! Bersama
Kita Perangi Narkotika karena ini adalah Pekerjaan Mulia, Menyelamatkan Anak
Bangsa, Dan Upahmu Besar Di Surga.
War On Drugs Speed Up, Never Let Up! (Sumber : Biro Humas dan Protokol BNN RI).
Editor : Heri