KALBARNEWS.CO.ID (LOMBOK
BARAT) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Lombok
Barat, Nusa Tenggara Barat menggelar pasar murah di sejumlah kecamatan untuk
menjaga kestabilan inflasi khususnya saat permintaan konsumen relatif tinggi
menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2023. Rabu (7 Desember 2022).TPID Lombok Barat Gelar Pasar Murah Jaga Kestabilan Inflasi
"Kegiatan pasar murah ini dilakukan untuk
mengendalikan inflasi di Lombok Barat," kata Sekretaris TPID Kabupaten
Lombok Barat Rusditah, di sela pasar murah yang digelar di Pasar Seni Sesela,
Kecamatan Gunung Sari.
Selain di Kecamatan Gunung Sari, kata dia, pasar
murah kebutuhan pokok juga akan digelar di Kecamatan Gerung, pada 9-10
Desember, dan Kecamatan Lingsar pada 13-14 Desember 2022.
Rusditah mengatakan kegiatan pasar murah tersebut
menjadi salah satu alternatif dan langkah efektif dalam mengendalikan inflasi
harga oleh TPID Kabupaten Lombok Barat.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), angka inflasi di
Kabupaten Lombok Barat, pada November 2022 mencapai 6,48 persen. Angka tersebut
termasuk kategori tinggi dibandingkan inflasi nasional dan Provinsi NTB.
"Maka untuk menekan laju inflasi
dilaksanakan pasar murah yang bekerjasama dengan Bank Indonesia,"
ujar Rusditah yang juga menjabat Asisten II Sekretariat Daerah Lombok Barat.
Ia mengatakan dengan terselenggaranya pasar murah
diharapkan bisa menstabilkan harga bahan pokok serta sebagai langkah nyata
pemerintah daerah dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya
dalam pemenuhan kebutuhan pokok.
Rusditah juga berharap agar inflasi di Kabupaten
Lombok Barat bisa terkendali dan harga kebutuhan pokok tetap stabil, khususnya
menjelang Natal dan Tahun Baru 2023.
"Kami berharap kegiatan pasar murah ini dapat
meringankan beban masyarakat Lombok Barat dan memudahkan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan pokok," katanya.
Secara terpisah, Deputi Kepala Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi NTB Achmad Fauzi mengatakan kegiatan operasi pasar murah
merupakan kegiatan yang strategis untuk dilaksanakan khususnya di tengah
tantangan perekonomian yang dihadapi saat ini.
"Di tingkat global, tantangan ekonomi mengacu
pada tantangan stagflasi atau tingginya nilai inflasi yang terjadi di beberapa
negara dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah," ucap
Achmad Fauzi.
(Tim Liputan)
Editor : Aan