BI Dukung Potensi Wisata Kalbar

Editor: Redaksi author photo

BI Dukung Potensi Wisata Kalbar
KALBARNEWS.CO.ID (KAPUAS HULU) -  Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Agus Chusaini turut terpesona dengan keindahan Danau Sentarum saat kegiatan Media Gathering Bank Indonesia beberapa waktu yang lalu.

Ia menilai Kalimantan Barat memiliki banyak potensi pariwisata yang dapat dimaksimalkan ke depannya. Apalagi letak geografis Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia juga memberikan keuntungan lainnya karena dapat menarik wisatawan asing masuk melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Kamis (22 Desember 2022)

“Dengan kunjungan kita ke Danau Sentarum ini supaya bisa mengekspos informasi mengenai Danau Sentarum agar lebih dikenal dengan masyarakat khususnya Kalbar, dan masyarakat luar, hingga mancanegara, sehingga bisa mendorong peningkatan kunjungan wisatawan yang hadir di Kalbar khususnya Danau Sentarum. Dengan pariwisata hidup, otomatis UMKM-nya juga akan hidup. Diharapkan produk UMKM masyarakat disini bisa dibeli wisatawan,” ujar Agus.

Dalam kesempatan tersebut, Agus melihat proses panen madu di Pulau Semangit secara langsung. Tidak hanya itu, Agus bersama para jurnalis juga menikmati keindahan Pulau Sepandan. Lalu mengunjungi UMKM lokal yang mengolah berbagai macam makanan menjadi produk oleh-oleh seperti kerupuk ikan, ikan asin, sosis ikan, madu, kerupuk basah, di Pulau Majang.

Tak ketinggalan, Agus dan para jurnalis juga mendaki Bukit Tekenang. Dari ketinggian kurang lebih 350 meter berada di atas permukaan laut tersebut wisatawan bisa melihat Danau Sentarum secara luas.

Melihat destinasi wisata di Danau Sentarum yang sangat luar biasa, Agus menilai perlu keseriusan dari pengelola untuk mendorong agar destinasi ini bisa dikemas lebih baik termasuk fasilitas di dalamnya agar lebih nyaman dikunjungi.

“Seperti di Pulau Semangit kita bisa melihat proses panen madu, itukan bisa dijadikan event wisata. Pasti banyak orang yang ingin melihat panen madu secara langsung, kalau mungkin dilakukan proses panen madu mungkin bisa menjadi event yang besar. Kemudian juga di Bukit Tekenang bisa melihat pemandangan Danau Sentarum secara luas itu bagus sekali. Kalau dikemas dengan baik, pasti orang-orang akan lebih tertarik untuk naik ke atas. Artinya semua ini perlu pengelolaan yang baik,” tuturnya.

Ia juga mengungkapkan, bahwa Bank Indonesia akan mendukung terus mengenai pengembangan pariwisata yang ada di Kalimantan Barat. 

“Selama ini kami juga sudah berkoordinasi dengan Disporapar baik provinsi maupun kabupaten kota untuk membangun banyak pariwisata, mau itu di Pontianak, Mempawah, Bengkayang, dan tempat lain kita akan terus dukung perkembangan pariwisata,” ungkapnya.

Agus menjelaskan kami telah memberikan dukungan konkret yang diberikan banyak, mulai dari memberikan pelatihan kepada kelompok sadar wisata, pameran pariwisata yang sering kita ajak Disporapar. Kita akan terus memberikan bantuan dengan menyesuaikan kebutuhan di lapangan. Setelah itu kita lakukan evaluasi apa yang mereka perlukan, akan kita bantu.

Danau Sentarum yang terletak di Kabupaten Kapuas Hulu telah ditetapkan menjadi taman nasional sejak 1999. Berdasarkan Permen LHK Nomor:P.7/Menlhk/Setjen/OTL.0 /1/2016, maka pengelolaan Taman Nasional Betung Kerihun digabung dengan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS).

Luas Taman Nasional Danau Sentarum mencapai 127,4 ribu hektare dari luas wilayah Kabupaten Kapuas Hulu 29.842 kilometer persegi. 

Taman Nasional Danau Sentarum tersebut terbagi beberapa zona yakni zona inti 5.131,43 hektare, rimba 6.781,28 hektare, pemanfaatan bidang wisata 1,309,59 hektare, rehabilitasi 1.976,82 hektare, tradisional 111.298,82 hektare dan khusus 895,46 hektare.

Dalam Taman Nasional Danau Sentarum  terdapat delapan ekosistem flora dengan jumlah 675 flora dan 154 spesies anggrek. Untuk fauna atau satwa terdapat mamalia 147 jenis, 310 jenis burung, 266 ikan dan 31 jenis herpetofauna. 

Taman Nasional Danau Sentarum juga identik dengan arwana super red, anggrek, bekantan, burung enggang dan termasuk langur borneo.

Untuk produksi madu hutan mencapai 15-30 ton per-tahun, dengan nilai mencapai Rp1,5-4,5 miliar per tahun dan nilai ekonomi ikan yang ditangkap oleh masyarakat mencapai Rp15,5 miliar per tahun.(BP)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini