Tiongkok Gagas Kerja Sama Digital Guna Meningkatkan Pemulihan Ekonomi Dunia

Editor: Redaksi author photo

Tiongkok Gagas Kerja Sama Digital Guna Meningkatkan Pemulihan Ekonomi Dunia
KALBARNEWS.CO.ID (BEIJING) -- Langkah membangun konsensus global dan meningkatkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi dunia menjadi tugas penting di KTT G20 Ke-17 yang mengangkat tema "Recover Together, Recover Stronger." Jumat (18 November 2022)

Sebagai motor penggerak baru dalam pertumbuhan ekonomi dunia, ekonomi digital memiliki peran besar. Nilai tambah dari ekonomi digital di 47 negara di seluruh dunia tercatat sebesar $38,1 triliun pada 2021, mengalami kenaikan tahunan sebesar 15,6%, menurut sebuah laporan yang berjudul "World Internet Development Report 2022".


Dilatarbelakangi hal tersebut, Tiongkok, Rabu lalu, mengajak anggota G20 agar berkolaborasi mendorong kerja sama digital sehingga buah pembangunan ekonomi digital bermanfaat bagi masyarakat di seluruh negara.


Membangun paradigma ekonomi digital dunia


Tiongkok siap melanjutkan kerja sama dengan anggota G20, dan bersama-sama membangun paradigma ekonomi digital dunia yang bermanfaat bagi semua pihak, seimbang, terarah, inklusif, serta bersifat saling menguntungkan dan mendatangkan kesejahteraan bersama, seperti disampaikan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam sambutannya ketika hadir di KTT yang berlangsung di pulau Bali, Indonesia.

Multilateralisme harus dijunjung, seperti digarisbawahi Xi. Dia juga mendorong langkah untuk memperkuat kerja sama internasional.


Menyadari bahwa pembangunan harus diprioritaskan, presiden Tiongkok ini menilai, kesenjangan digital harus diatasi, dan invasi harus berperan sebagai motor penggerak pemulihan pascapandemi.

Di KTT G20 di Hangzhou pada 2016, Tiongkok untuk pertama kalinya memasukkan topik ekonomi digital dalam agenda pembahasan G20, serta bertekad melakukan inovasi dalam pola pembangunan dan mewujudkan potensi pertumbuhan.


Di dua KTT G20 berikutnya pada 2017 dan 2018, pemimpin dunia juga berdiskusi secara menyeluruh tentang cara mempererat kerja sama dalam mengembangkan ekonomi digital, sekaligus menjawab tantangan yang dihadirkan teknologi baru.


Selama beberapa tahun terakhir, berbagai KTT G20 mempertegas status ekonomi digital sebagai motor penggerak yang semakin penting bagi pertumbuhan ekonomi dunia. G20, terdiri atas negara-negara dengan perekonomian terbesar, mewakili penggerak utama dalam perkembangan ekonomi digital.



Presiden Tiongkok juga menekankan, Tiongkok akan terus bekerja sama dengan anggota G20 guna membina lanskap ekonomi digital dunia yang "seimbang, terarah, dan inklusif", serta bermanfaat bagi semua pihak sekaligus menghasilkan kerja sama yang saling menguntungkan, dan kesejahteraan bersama.

Tiongkok pun melansir inisiatif untuk membangun Digital Silk Road, dan menilai ekonomi digital sebagai bidang kerja sama yang utama dalam naungan Global Development Initiative, menurut Xi.

Tiongkok mengajukan "G20 Action Plan on Digital Innovation and Cooperation" yang ingin mempromosikan penggunaan teknologi digital secara inovatif, serta mewujudkan inovasi yang bermanfaat bagi semua pihak dan dimiliki semua pihak. Di sisi lain, Tiongkok juga menyambut partisipasi seluruh pihak, seperti dipaparkan Xi.


Tiongkok, sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, dan negara berkembang yang terbesar, sangat memprioritaskan pengembangan ekonomi digital, dan pembangunan teknologi digital akan menjadi motor penggerak baru dalam pemulihan ekonomi dunia, serta menciptakan peluang baru untuk pembangunan bersama.


Selama dekade terakhir, Tiongkok mengalami kemajuan yang luar biasa di sektor ekonomi digital, dan nilainya mencapai RMB 45,5 triliun (sekitar $6,3 triliun) pada 2021, atau setara dengan 39,8% dari PDB Tiongkok, menurut laporan yang dirilis Chinese Academy of Cyberspace Studies pada 9 November.

Pada Juni 2022, pengguna internet di Tiongkok tercatat sebanyak 1,05 miliar, dan laju penetrasi internet mencapai 74,4%, seperti terungkap dalam laporan resmi State Council Information Office, Tiongkok, yang berjudul "Jointly Build a Community with a Shared Future in Cyberspace", pada 7 November lalu.

Tiongkok juga memiliki jaringan 5G terbesar di dunia, dan tampil sebagai salah satu pemimpin global dalam standar dan teknologi 5G. Bahkan, Tiongkok telah membangun 1,85 juta unit menara 5G dan memiliki 455 juta pelanggan layanan 5G, menurut laporan tersebut.


Rencana Pembangunan Lima Tahun Ke-14 (2021-25) dan target jangka panjang Tiongkok hingga 2035, garis-garis besar pembangunan Tiongkok menuju negara sosialis modern, mempertegas, Tiongkok akan bekerja keras mempromosikan ekonomi digital. 


Tiongkok ingin meningkatkan porsi nilai tambah industri ekonomi digital terhadap PDB-nya hingga 10% pada 2025, atau naik dari 7,8% pada 2020, menurut Repelita Ke-14.

Pada 2025, transformasi digital di Tiongkok akan meningkat ke jenjang berikutnya di berbagai industri, sedangkan, layanan publik segera menjadi lebih inklusif, dan sistem tata kelola ekonomi digital pun mengalami peningkatan drastis, seperti terungkap dalam Repelita Ke-14.(Tim Liputan)

Editor : Aan

 

Share:
Komentar

Berita Terkini