KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Fakta sejarah yang menguntungkan Qatar dan sebaliknya bisa
merugikan Ekuador dalam setiap pertandingan pembuka Piala Dunia adalah tuan
rumah tak pernah kalah. Minggu (20 November 2022)Preview Piala Dunia 2022: Qatar vs Ekuador
Pertandingan pertama Piala Dunia 2022 ini sendiri
akan dilangsungkan di Stadion Al Bayt Stadium, Minggu sore waktu setempat.
Dalam pertandingan pertama Grup A ini, Qatar yang
diasuh pelatih Felix Sanchez Bas akan menjajal atmosfer arena Piala Dunia untuk
pertama kali dalam sejarah mereka.
Sebaliknya bagi Ekuador yang diarsiteki Gustavo
Alfaro, ini Piala Dunia pertamanya sejak delapan tahun absen sejak mereka
terakhir menapakinya pada 2014.
Total sebelum ini, Ekuador sudah tiga kali lolos
ke putaran final Piala Dunia. Mereka sudah pasti ingin mengulang atau bahkan
melebihi pencapaian Piala Dunia 2006 ketika mereka lolos ke 16 besar.
Mereka sama-sama berusaha mematahkan prediksi
bahwa grup mereka milik Belanda dan Senegal.
Khusus bagi Qatar, pertandingan pertama ini juga
menjadi arena untuk membunuh suara miring terhadap mereka yang mendapatkan hak
tuan rumah Piala Dunia karena, di samping kritik soal perlakuan terhadap
pekerja migran, hak perempuan dan LGBT yang memupus apa yang sebenarnya bisa
dicapai oleh timnas mereka.
Secara peringkat mereka tidak terlalu jauh. Tuan
rumah Qatar berperingkat 50 dalam peringkat FIFA, sedangkan Ekuador berada pada
peringkat 44.
Mereka akan memasuki gelanggang dengan sama-sama
berbekal kepercayaan diri yang tinggi.
Tidak saja karena perbedaan peringkat yang tidak
terlalu jauh, tetapi juga karena sejumlah alasan lainnya.
Qatar sudah tentu akan tampil di hadapan
pendukungnya sendiri, sedangkan Ekuador memiliki keyakinan tinggi karena mereka
adalah produk salah satu zona kualifikasi paling kompetitif yang di dalamnya
terdapat Brazil, Argentina dan Uruguay yang selain para mantan juara dunia,
juga sama-sama lolos ke Qatar.
Tetapi catatan Qatar menghadapi tim-tim benua
Amerika juga menjanjikan sehingga menambah keyakinan mereka dalam menghadapi
Ekuador.
Dalam lima pertandingan terakhirnya, Qatar dalam
kurun lima bulan terakhir, mereka mengalahkan Guatemala 2-0, menahan seri Chile
dan Jamaika, tapi kalah 0-2 dari Kanada.
Catatan Ekuador juga tidak lebih baik dari Qatar.
Mereka ditahan seri oleh tiga tim Asia dalam laga persahabatan pada lima
pertandingan terakhirnya, yakni Irak, Jepang dan Arab Saudi. Mereka cuma menang
1-0 atas tim Afrika, Tanjung Verde.
Untuk itu, Qatar tidak akan rendah diri kala
menjamu Ekuador nanti. Qatar akan sangat berharap kepada Akram Afif dan Almoez
Ali untuk mengoptimalkan pengalaman dan talenta mereka dalam menaklukkan
Ekuador.
"Jelas saya tak mau bicara soal apakah Qatar
akan menang dalam Piala Dunia ini, namun bertanding dalam level bagus
menghadapi tiga tim itu adalah tantangan kami. Selebihnya ini sepak bola dan
Anda tak akan pernah tahu yang bisa terjadi," kata Felix Sanchez seperti
dikutip Reuters.
Sebaliknya Ekuador sudah pasti lebih difavoritkan
dalam laga ini. Bukan saja mereka finis keempat dari zona Amerika Selatan yang
begitu kompetitif, tetapi juga karena memiliki nama-nama yang lebih dikenal
dunia sepak bola seperti gelandang Moises Caicedo yang pemain Brighton &
Hove Albion dan striker Everton, Enner Valencia.
"Percayalah kepada kami! Kami bekerja sekeras
kami bisa dalam memberikan kebahagiaan kepada seluruh negeri," kata
Valencia.
Prediksi sebelas pemain pertama
Qatar (5-4-1): Saad Al Sheeb; Abdel Karim Hassan, Bassam
Al-Rawi, Pedro Miguel, Tarek Salman, Homam Ahmed; Hassan Al-Haydos, Karim
Boudiaf, Abdul Aziz Hatem, Akram Afif; Almoez Ali.
Ekuador (4-3-3): Alexander Dominguez; Angelo Preciado, Felix
Torres,Pierro Hincapie, Pervis Estupinian; Carlos Gruezo, Jose Cifuentes,
Moises Caicedo; Angel Mena, Enner Valencia, Gonzalo Plata.
Skenario pertandingan
Sebagaimana umumnya tim-tim Amerika Selatan,
Ekuador akan tampil menyerang dalam formasi yang membuat semua pemainnya
agresif menekan Qatar.
Tak saja akan terus meneror pertahanan Qatar
dengan bertumpu kepada striker Enner Valencia yang paling berpengalaman dan
paling banyak mencetak gol dalam skuadnya, Ekuador bakal mencegah Qatar membuat
inisiatif menyerang sejak dari lapangan tengah.
Kalaupun Qatar bisa menembus lini tengah Ekuador,
pelatih Gustavo Alfaro sudah sejak lama membentuk tim dengan lini pertahanan
yang solid. Bayangkan dalam lima pertandingan terakhirnya, tak satu kali pun
gawang Ekuador kebobolan, termasuk saat menahan seri 0-0 salah satu jago Asia,
Jepang, akhir September lalu.
Qatar akan dipaksa untuk memberikan perhatian
lebih kepada dua gelandang eksplosif Moises Caicedo dan Gonzalo Plata yang
sehari-hari bermain untuk Real Valladolid di Liga Spanyol.
Namun Qatar tahu pasti, sekalipun Ekuador tangguh
dan memiliki Valencia, Plat dan Caicedo, lawannya itu kalah produktif dari
mereka.
Dengan memasang Almoez Ali sebagai striker tunggal
yang dilapis empat gelandang, Qatar akan sabar menunggu lawan menyerang dan
menyerap kekuatannya untuk mereka muntahkan kembali sebagai serangan balik yang
tajam.
Ketika serangan balik itu terjadi, bukan saja
Almoez Ali yang akan merepotkan barisan pertahanan Ekuador, tetapi dua pemain
produktif lainnya akan bahu membahu untuk setidaknya menciptakan
peluang-peluang berbahaya.
Keduanya adalah kapten Hassan Al-Haydos dan Akram
Afif yang menjadi dua dari tiga pemain Qatar yang paling produktif selain Ali.
Sementara di lini pertahanan, dengan memasang lima
bek, Qatar membuat tembok yang bisa sangat sulit ditembus Ekuador. Bek tengah
kawakan Abdel Karim Hassan yang memiliki 130 cap atau pemain kedua Qatar
setelah Al-Haydos yang paling sering membela timnasnya, akan memimpin lini
pertahanan Qatar dalam meredam invasi Ekuador.
Statistik penting kedua tim
Qatar lolos otomatis ke putaran final Piala Dunia
yang sekaligus menjadi Piala Dunia pertamanya itu, tetapi jangan pernah
meragukan negara Arab Teluk itu karena mereka juga memiliki resume bagus
menjelang masuk turnamen edisi 2022 karena tiga tahun lalu mereka adalah
kampiun Asia setelah menjuarai Piala Asia 2019.
Sebaliknya bagi Ekuador, ini adalah keikutsertaan
mereka yang keempat dalam putaran final Piala Dunia setelah 2002, 2006 dan
2014. Pada 2006 mereka bisa sampai ke babak 16 besar.
Kalau Qatar akan mengandalkan striker Almoez Ali
yang menjadi pencetak gol terbanyak dalam Piala Asia terakhir pada 2019 dengan
sembilan gol, maka Ekuador memiliki Michael Estrada yang menjadi pencetak gol
dalam kualifikasi Piala Dunia zona Amerika Selatan dengan sembilan gol.
Kedua tim satu sama lain sudah bertemu tiga kali.
Keduanya pernah sekali menang, sedangkan satunya lagi berakhir seri. Tetapi
terakhir kali mereka bertemu pada Oktober 2018 dalam laga persahabatan di Doha,
Qatar mengalahkan Ekuador 4-3. (Tim liputan)
Editor : Aan