KALBARNEWS.CO.ID
(PONTIANAK) - Kabid Pengembangan
Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan ESDM Kalimantan
Barat Eko Darmawansyah mengatakan banyak peluang yang bisa dijalin dari
pertemuan tingkat menteri Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippine East ASEAN
Growth Area (BIMP - EAGA). Sabtu (26 November 2022).
Disperindag: Peluang Kerja Sama Terbuka Lebar Di BIMP-EAGA
"Banyak mendapat masukan dari Gubernur Kalbar
bahwa banyak peluang dan kerja sama yang bisa dilakukan dari pertemuan
BIMP-EAGA yang masih berlangsung saat ini di Pontianak. Namun, itu kembali nanti ke regulasi negara
anggota BIMP-EAGA," ujarnya di Pontianak.
Ia mengatakan bahwa regulasi yang ada perlu
ditinjau kembali dengan semangat meningkatkan kebersamaan dan kemudahan dari
anggota BIMP-EAGA itu sendiri.
"Regulasi yang ada bisa ditinjau kembali
namun dalam kerangka semangat meningkatkan kebersamaan. Kembali, itu
menyesuaikan regulasi negara masing- masing anggota BIMP-EAGA," ujar dia.
Ia menjelaskan potensi di Kalbar yang bisa
dimaksimalkan saat ini antara lain potensi wisata, hasil pertanian, hasil
tambang dan industri turunannya. Provinsi Kalbar juga memiliki satu-satunya
pengolahan bauksit di Asia Tenggara.
"Semua suatu kekayaan bumi Kalimantan dan
kalau kita kelola secara bersama tentunya berdampak positif pada pergerakan
ekonomi bukan hanya Kalbar namun Kalimantan umumnya sebagai zamrud
khatulistiwa," jelas dia.
Menariknya lagi, di Kalimantan terdapat calon
Ibu Kota Negara (IKN) baru dan Kalbar bisa menjadi koridor pendukung pergerakan
ekonomi di kawasan itu.
"IKN sangat menjadi magnet yang luar biasa
dan tinggal memanfaatkan potensi yang ada. Apalagi di Kalbar sendiri memiliki
Pelabuhan Kijing yang merupakan proyek strategis nasional. Itu menjadi sarana
pergerakan ekonomi di Kalbar dalam banyak komoditas," kata dia.
Terkait dampak BIMP-EAGA yang telah hadir sejak
1994, wilayah Kalbar sudah banyak merasakan manfaatnya, contohnya pembangunan
jalan lintas Kalimantan dan pengembangan kawasan perbatasan serta lainnya.
"Untuk memaksimalkan lagi diplomasi harus
terus dikawal dan dibicarakan tidak hanya sekali. Ke depan BIMP-EAGA akan
banyak lagi berbicara tingkat dunia dan mendapatkan perhatian tidak hanya lingkup
Asia, namun lebih luas lagi," jelas dia.(Tim Liputan)