![]() |
Satgas PPS bersama BKKBN Beraudiensi Dengan Ketua DMI Kalbar |
Tampak hadir
Koordinator Program Satgas Percepatan Penurunan Stunting (PPS), Aida Mokhtar,
Manager data dan evaluasi, Indah Budiastutik, Manager program Dian Astuti,
Office Asisten Putri, dan Koordinator Bidang ADPIN perwakilan BKKBN Kalbar, Aulia.
Dalam
pertemuan tersebut sekretaris DMI Kalbar, M Sani menyampaikan bahwa DMI Kalbar
mengelola lebih dari 4.044 masjid di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
“Masjid
terbanyak ada di Kabupaten Kubu Raya, diikuti Kabupaten Sambas serta Kabupaten Mempawah,”
jelas Sekretaris DMI Kalbar, M Sani.
Dalam pertemuan
tersebut Aida Mokhtar selaku Kordinator tim satgas, menjelaskan bahwa keberadaan satgas yang dibentuk oleh BKKBN dari tingkat Provinsi
sampai ke tingkat desa adalah dalam rangka mendukung serta mengawal agar
program Percepatan Penurunan Stunting (PPS)
dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.
“Jadi satgas
PPS keberadaannya pendukung teknis dan implementasi program di lapangan, Saat
ini total satgas yang dibentuk oleh BKKBN Se-Kalimantan Barat berjumalah 12
orang yang ditambah dengan 1 orang tenaga office asssistant yang melaksanakan
fungsi Koordinasi, Fasilitasi dan Konsultasi,” ungkap Aida Mochtar.
“Sebagaimana
telah diamanahkan oleh Presiden dalam RPJMN 2022-2024 bahwa angka Prevalensi
stungting ditargetkan menjadi 14 persen dari 24,4 peraen di tahun 2022.
Sementara Kalbar berdasarkan hasi Studi Status Gizi Indonesia ( SSGI) tahun
2021, prevalensi berada pada 29,8 persen,” terangnya.
Dalam rangka
mewujudkan kondisi tersebutlah, Tim satgas menggandeng berbagai pihak untuk
ikut serta dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kalimantan Barat. DMI sangat strategis untuk diajak berkontribusi, mengingat banyaknya masjid
yang ada di Kalimantan Barat yang dibina oleh DMI.
Aida
menyebut DMI diajak untuk ikut memastikan apakah jemaah yang tinggal di lingkungan
Masjid termasuk jemaah dengan kategori
Keluarga Berisiko Stunting. Yaitu keluarga yang memiki remaja, Ibu Hamil
(Bumil) Ibu Nifas (Bupas) memiliki bayi usia dua tahun ( baduta)0-24 bulan, dan
memiliki bayi usia lima tahun (balita) 25- 60 bulan. Serta kondisi sanitasi
yang buruk dan tidak mendapatkan akses air bersih yang layak untuk diminum.
Disamping
itu diharapkan DMI juga diharapkan membantu menyampaikan informasi melalui
masjid kepada para jemaah mengenai program PPS yang sedang dilaksanakan oleh
pemerintah Selain itu, diharapkan Tim satgas bisa mendapatkan data
yangbdibutuhkan mengenai jumlah masjid yang tersebar diseluruh wilayah
Kalimantan Barat.
Sementara
itu Ketua Harian DMI Kalbar, Drs. H. Munir menyampaikan bahwa DMI Kalbar sangat
mendukung program pemerintah dalam percepatan penurunan stunting di Kalbar,
apalagi Ketua DMI Kalbar adalah bapak Wagub yang juga sebagai ketua TPPS
Provinsi Kalimantan Barat.
“Kami sangat
prihatin melihat angka prevalensi di Kalbar yang lebih tinggi dari angka
Nasional yaitu 29,8 persen. Masjid memiliki lingkungan yang beranekaragam dan
tidak membedakan suku maupun agama dalam bidang sosial,” ungkap Drs. H. Munir.
Ketua Harian
DMI Kalbar mengatakan bagi umat Islam khususnya suara masjid lebih didengar
dibandingkan pihak lain. Apalagi setiap masjid memiliki organisasi dari level
provinsi ini hingga tingkat kabupaten atau kota. Selain itu pengurus masjid
biasanya merupakan tokoh masyarakat yang paling dikenal di lingkungannya.
"Begitu
juga dengan pemuda masjid yang tentu mereka pemuda santun dan cerdas sehingga
potensi ini dapat kita manfaatkan untuk membantu masyarakat dalam
menyebarluaskan dan mengedukasi remaja-remaja dalam meningkatkan pengetahuannya
tentang masalah stunting ini," jelasnya lagi.
Ketua Harian
DMI Kalbar Drs. H. Munir mengatakan takut meninggalkan generasi yang lemah
termasuk lemah ekonomi, fisik dan aqidahnya, upaya-upaya preventif harus
dilakukan untuk mencegah stunting ini.
“Insyaallah
kita akan berkomitmen membantu pemerintah dalam percepatan penurunan stunting
ini, maka saling bersinergi dan bekerjasama supaya angka stunting dapat kita
turunkan,” imbuh Drs. H. Munir.
Diakhir
pertemuan, Drs.H.Munir berharap pertemuan dengan Satgas PPS bukanlah pertemuan
yang terakhir, diharapkan ada tindak lanjutnya, untuk merumuskan
kegiatan-kegiatan yang bisa disinergikan. Bahkan Beliau menawarkan untuk ikut
langsung kelapangan menemui para jamaah agar dapat diinformasikan mengenai apa
itu stunting. (BP/tim liputan).
Editor :
Heri