![]() |
BNPT Kalbar Gelar Ajang Musik Anak Bangsa |
Kegiatan itu
dalam rangka mengajak para anak-anak muda Kalbar untuk menyelami Pancasila dan
menjauhi paham-paham radikalisme dan terorisme lewat musik yang dipusatkan di
Warung Kopi Kita, Jalan Reformasi Pontianak pada hari Kamis (30 Juni 2022).
Ketua FKPT
Kalbar, Wajidi Sayadi menjelaskan, agenda yang digelar itu merupakan program
kerja FKPT. Di mana FKPT memiliki agenda rutin dari lima bidang setiap
tahunnya.
“Agenda
malam ini merupakan kegiatan di bidang media yang melibatkan unsur seni. Jadi
penanganan dan penangkalan radikalisme dan terorisme ini sekarang oleh BNPT
bekerjasama dengan FKPT ini melibatkan masyarakat. Secara khusus melibatkan
seniman dan budayawan,” kata Wajidi Sayadi.
Hal ini,
kata Sayadi, sekaligus menunjukkan bahwa menangani terorisme dan radikalisme
ini perlu multi pendekatan, salah satunya dengan seni.
“Jadi
mengenalkan lagu-lagu yang membawa semangat, motivasi dan inspirasi bahwa
Indonesia adalah milik kita, kita harus menjaganya dengan penuh kebersamaan,”
kata Sayadi.
Sayadi
menjelaskan, para peserta yang tampil pada Asik Bang mala mini merupakan
peserta yang telah dinyatakan lolos pada babak final. Mereka semua, kata
Sayadi, berasal dari berbagai komunitas, baik pelajar dan mahasiswa.
“Yang pasti
rata-rata anak muda yang memiliki bakat dan kemampuan untuk mengekspresikan
seni melalui lagu-lagu yang salah satunya adalah lagu memang sudah disiapkan
oleh BNPT seperti tadi yaitu Indonesia Harmoni. Lagu Indonesia Harmoni ini
adalah pesan bagi kita semua untuk supaya tetap menjaga keharmonisan bangsa
ini,” kata Sayadi.
Menurut
Sayadi, kegiatan serupa perlu terus dilaksanakan. Meski berdasarkan hasil
penelitian FKPT bersama BNPT pada tahun 2020 lalu, Indeks Radikalisme dan
Terorisme di Indonesia menurun, namun pada komponen tertentu mengalami
kecenderungan peningkatan.
“Peningkatan
terjadi terutama pada kalangan perempuan. Walaupun secara umum turun, tapi
untuk komponen perempuan cenderung naik. Kemudian kaum milenial. Itu yang agak
cenderung,” kata Sayadi.
“Kenapa?
karena hasil penelitian BNPT dan FKPT, yang paling banyak mengakses
konten-konten melalui media online itu adalah anak milenial. Persentasenya
cukup dominan. Kemudian konten yang bisa mengarah pada paham radikal,” timpal
Sayadi.
Karena itu,
sebelum para kaum milenial ini terlibat ke arah radikalisme dan terorisme,
pihaknya bersama BNPT berusaha untuk menangkal atau mencegah.
“Jadi
sebelum mereka terlibat dalam aksi-aksi berupa tindakan, maka wajib ditangkal
agar supaya jangan terpapar. Karena instrumennya cenderung pada milenial, maka
pola-pola pendekatannya melalui musik seperti ini, karena yang gemar musik
inikan rata-rata milenial,” pungkasnya.
Di tempat
yang sama, Sub Koordinator Kerjasama non Pemerintah Subdit Regional BNPT,
Alfrida Heanity Panjaitan membenarkan bahwa tingkat radikalisme dan terorisme
di kalangan pemuda saat ini cukup tinggi. Hal ini kata Alfrida, berdasarkan
hasil survei yang dilakukan oleh BNPT.
“Karena pemuda
ini memasuki fase sedang bergelora untuk menemukan satu informasi atau belajar
terhadap satu hal. Ketika salah merespon satu informasi, atau informasi yang
kurang benar atau menuju pada hal-hal yang radikal, sehingga sangat berdampak
pada pemahaman dan perilakunya,” kata Alfrida.
Karena itu,
sangat dikhawatirkan jika para pemuda menyerap informasi tanpa filter, kemudian
berfikiran atau mencari lebih lanjut tentang terorisme atau kejahatan
ekstrimis, kemudian bergabung dengan kelompok tersebut.
“Oleh karena
itu hal ini sangat urgent bagi Pemerintah Indonesia dengan semua stakeholder
untuk membentengi para pemuda. Karena pemuda pemudi ini aset bangsa, jadi
diharapkan upaya-upaya yang kita lakukan ini, kita bisa mencegah pemuda untuk
masuk ke arah radikalisme,” kata Alfrida.
Seperti
diketahui, malam final Asik Bang juga dihadiri perwakilan dari Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Kalbar yakni Kepala Badan Kesbangpol Kalbar Hermanus.
Turut hadir
pula Ketua Bidang Media dan Hukum FKPT Kalbar Gusti Yusri yang juga Ketua
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalbar. (tim liputan).
Editor :
Heri