![]() |
Wako Edi Kamtono Sebut Kehadiran PNM Dorong UMKM Naik Kelas |
Hal itu disampaikan Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono pada hari
Kamis (9/6), Ia mengatakan dengan dukungan permodalan dari PMN bisa mendorong
UMKM lebih maju dan naik kelas, dari yang ultra mikro menjadi mikro, kecil
hingga menengah bahkan besar.
"Alhamdulillah PMN berperan banyak dalam membantu pembiayaan
terutama ibu-ibu pelaku usaha ultra mikro untuk menjadi entrepreneur,"
ujarnya usai membuka Program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) PT PNM di Taman
Alun Kapuas.
Menurutnya,di kota Pontianak terdapat 38 ribu lebih pelaku UMKM termasuk
ultra mikro. Para pelaku UMKM ini mendapat pembinaan-pembinaan termasuk
inkubator bisnis sehingga menghasilkan produk yang berkualitas. Aspek pembinaan
itu mencakup produk, baik dari sisi kualitas, higienitas, bahan baku, packaging
kemudian pemasaran dan permodalan.
"Yang paling penting adalah bagaimana keberlangsungan usaha itu
berkembang, dari yang tadinya ultra mikro menjadi mikro dan seterusnya,"
ungkap Edi.
Pemasaran juga menjadi bagian terpenting dalam pengembangan UMKM. Dalam
memasarkan produk-produknya, tidak hanya mengandalkan secara langsung atau
offline tetapi bisa juga dilakukan secara online. UMKM tidak bisa bergerak
sendiri, tetapi harus ada kolaborasi. Misalnya pelaku UMKM memproduksi satu
jenis makanan kemudian dipasarkan melalui sebuah rumah oleh-oleh yang menampung
memasarkannya.
"Orang cukup datang di satu tempat oleh-oleh tapi makanan yang
dijual lengkap atau istilahnya one stop service," terangnya.
Pelaku UMKM sekarang ini dihadapkan pada berbagai tantangan. Mulai dari
bahan baku, mindset, pemasaran hingga permodalan. Meskipun kualitas produk itu
baik, tetapi apabila pemasarannya tidak maksimal maka sangat sulit bersaing
dengan produk lainnya.
"Oleh sebab itu kita perlu menjalin kerjasama dengan retail-retail
modern," ucap dia.
Pemimpin Cabang PT PNM (Persero) Pontianak, Cipta Tarwono menjelaskan,
dari jumlah nasabah yang menerima bantuan permodalan dari PT PNM sebanyak 80
ribu nasabah. Sedangkan nominal pembiayaan mulai dari kisaran Rp2 juta hingga
Rp10 juta yang ditujukan pelaku usaha ultra mikro.
"Kalau untuk naik kelasnya lebih dari Rp10 juta hingga maksimal
Rp19 juta. Artinya, naik kelas dari ultra mikro ke mikro," jelasnya.
Lewat pembiayaan yang digelontorkan PT PNM, pihaknya menargetkan lima
persen usaha ultra mikro naik kelas menjadi mikro. Atau dengan asumsi, rerata
usaha ultra mikro harus bisa naik kelas 1.000 hingga 2.000 menjadi mikro.
"Dengan demikian pertumbuhan UMKM tersebut juga memberikan dampak terhadap
perekonomian," imbuhnya. (tim liputan).
Editor : Heri