KALBARNEWS.CO.ID
(KETAPANG) - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Adi Supriadi
(AS) menyatakan makin mantap untuk pulang ke Kampung Halaman, Pernyataan ini
disampaikannya ke Media pada hari Kamis (30 Juni 2022).Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Adi Supriadi
Hal ini
setelah Pria yang akrab disapa Coach Addie ini pulang ke Kampung Halaman dalam
tujuan memberikan Pelatihan untuk Para Perajin di Sungai Bakau serta
Melanjutkan Penelitian tentang Syair Gulung Di Ketapang beberapa waktu
lalu.
"InsyaAllah
Mantap Pulang Ke Kampung Halaman, Potensi Alam Ketapang sangat besar, hanya
saja kondisi masyarakat lebih senang memakai daripada membuat produk, sehingga
potensi alam lokal tidak termanfaatkan dengan baik, selain itu budaya instan,
ingin mendapatkan uang dengan cara cepat membuat tidak banyak yang berusaha
berproses untuk membangun usaha dari kekayaan alam, Ini PR Kita semua, dan ini
tantangan mengapa harus pulang Ke Ketapang," Kata Adi Supriadi dalam
keterangan tertulis yang diterima Redaksi.
Rencana ini
merupakan bagian dari rencana untuk membangun kualitas SDM Masyarakat Ketapang,
Meningkatkan kualitas hidup, dan Pendidikan Politik anti Politik Uang dan
Korupsi Proyek Negara sehingga setiap Uang Negara yang dicairkan untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat bisa diawasi dan digunakan tepat guna
dan tepat sasaran serta berkelanjutan, bukan sekali jalan lalu setelah itu
menghilang sebagaimana terjadi selama ini.
Sebelumnya,
Adi Supriadi mengkampanyekan agar setiap orang berpandangan terbuka untuk lebih
banyak memikirkan orang lain daripada diri sendiri, memikirkan kelestarian alam
daripada keuntungan bisnis semata, Para Perajin dari bahan baku Nipah, Pandan,
Bemban, Kelapa, Sawit dan masih banyak lagi kekayaan alam di Ketapang dapat
meningkatkan ekonomi masyarakat ketika bisa membuka jalan penjualan ke luar
Ketapang dan dan Keluar Negeri.
Dalam
Kunjungan sebelumnya banyak sekali masyarakat yang menyampaikan tentang hal-hal
yang harusnya dibenahi, kewajiban ini tidak hanya tugas Negara atau Pemerintah
Daerah tetapi tanggungjawab semua, termasuk swasta yang harus memikirkan hidup
orang banyak bukan hanya dirinya sendiri, sebagaimana pesan Agama tentang peran
Khalifah dimuka bumi ini.
"Kita
akan teliti lebih dalam kebutuhan masyarakat terkait ketahanan Ekonomi,
membentuk komunitas perajin dan Komunitas apapun yang bisa dijadikan bisnis
baru masyarakat, memfasilitasi setiap orang yang memiliki produk untuk bisa
menjadi UMKM atau Usaha Perseorangan, Kemudian meningkatkan kualitas produk, pembekalan
edukasi ekonomi Syariah, Jual Beli Halal, serta memberikan Skill Digital
Bisnis, Jika ini terlaksana Insyaa Allah Masyarakat Ketapang bisa mandiri tanpa
bergantung pada Proyek Negara," kata Coach Addie di hadapan Peserta
Pelatihan Sulam Pandan di Ketapang beberapa waktu lalu.
Jurnalis dan
Aktivis Penggiat Media Sosial ini menegaskan bahwa hidup bersama masyarakat
sudah lama dilakukan, ketika selama Mahasiswa di STAI Al Haudl 1999 – 2004, Adi
Supriadi menceritakan lama bersama masayarakat Kali Nilam, Sampit, Sukaharja,
Sungai Awan, Tempurukan hingga ke Siduk. Kala itu lebih kepada membermasamai
masyakarat dalam pembinaan Spritual. Kini, Saatnya membersamai masyarakat
ketapang membangun ekonomi berbasis potensi alam lokal yang ada di Ketapang.
"Rindu
tinggal di rumah-rumah penduduk, Masjid dan Surau di Ketapang seperti tahun
1999 – 2004," Ujar Coach Addie.
Adi Supriadi
berharap adanya sambutan dari berbagai desa yang menghubungi via Whatsapp untuk
bisa mengadakan pelatihan-pelatihan peningkatan Kualitas SDM Perajin, UMKM, dll
dapat membuat beberapa program yang sudah disusun bisa tercapai tanpa kendala.
Melansir
Pontianakpost, Adi Supriadi di Kunjungannya pada 14 – 26 Juni 2022 yang lalu
tersebut mendampingi dan menjadi nara sumber untuk tim Peneliti dan Pelatih
dari ITB dan ISBI Bandung.
Para Pakar
yang hadir kala itu menyatakan sayang sekali potensi alam di Ketapang yang
banyak tidak termanfaatkan dengan baik, sedangkan di Jawa Barat sendiri sudah
sangat terbatas sedangkan permintaan dari buyer sangat tinggi.
Bahkan,
Seorang Peniliti dan Pembina Kerajinan Pandan dari Bandung Menangis melihat
banyaknya Daun Pandan yang dibakar disebuah Desa Di Ketapang, Kalimantan Barat.
(tim liputan).
Editor :
Heri