![]() |
KAMMI Demo Protes Kenaikan BBM, Kenaikan PPN Hingga Kenaikan Bahan Pokok |
Dalam
aliansi Cipayung Plus tergabung sejumlah organisasi kemahasiswaan di antaranya:
KAMMI, HMI, PMII, IMM, GMKI, KMHDI, PMKRI, ENLMND, HIKMBUDHI, GMNI, dan PII.
Masa aksi
membawa tuntutan "Menolak kenaikan harga BBM, menolak kenaikan harga bahan
pokok, dan menolak kenaikan PPN".
Ketua Umum
PP KAMMI, Zaky Ahmad Riva'i, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintah
yang ia nilai tidak peduli dengan nasib rakyat.
"Saat
ini rakyat sedang berjibaku recovery setelah dua tahun berjuang menghadapi
krisis akibat pandemi Covid-19. Ketika situasi sudah mulai membaik pemerintah
buat gaduh dengan kebijakan yang tidak peduli dengan nasib rakyatnya. Pertamax
naik, berhembus juga kabar Pertalite dan Gas LPG 3 juga akan naik, ditambah
lagi PPN 11 persen," ujarnya.
Waketum PP
KAMMI, Fadly Idris, ikut menjelaskan dampak dari kenaikan BBM dan PPn.
"Seiring
dengan kenaikan Pertamax, jenis Pertalite menjadi langka. Sebelumnya Solar
sempat langka juga. BBM ini kan sangat sensitif bagi masyarakat. Sekecil apapun
kenaikan dapat dipastikan akan ikut mempengaruhi inflasi secara umum. Kagetnya
lagi di hari yang sama PPn juga naik. PPn yang merasakan langsung kan rakyat,
padahal kita sedang pemulihan ekonomi," jelasnya.
Ia pun
menyinggung kinerja Pemerintah dalam menjaga kestabilan harga bahan pokok.
Bahkan menurutnya kenaikan harga bahan pokok ini sudah terjadi jauh sebelum
bulan puasa.
"Peran
Pemerintah tidak keliahatan dan sepertinya tidak serius juga menjamin
stabilitas harga bahan pokok," ungkap Fadly.
Ammar
Multazim, Kabid Kebijakan Publik PP KAMMI, memeberikan peringatan agar
Pemerintah membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat. Dia pun memastikan
kedepan KAMMI akan turun kembali demo dengan massa lebih besar.
"KAMMI
tidak akan lelah mengingatkan Pemerintah untuk selalu membuat kebijakan yang
berpihak kepada rakyat. Apabila di hari-hari ke depan tidak ada perubahan maka
KAMMI akan dengan senang hati turun kembali ke istana dengan massa yang lebih
besar," tegasnya. (wan delly).
Editor :
Heri