Kepala Perwakilan BI Kalbar: Media Massa Dorong Perkembangan Ekonomi Digital

Editor: Redaksi author photo
BI Perwakilan Kalbar Laksanakan Capacity Building Media Massa 
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Media massa turut mendukung dalam perkembangan ekonomi yang juga meningkatkan inklusi keuangan khususnya UMKM, Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Agus Chusaini, saat melaksanakan kegiatan Capacity Building Media Massa di Pontianak, Sabtu (05/02/2022). 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Agus Chusaini ingin membuka wawasan mengenai perkembangan ekonomi digital saat ini bersama jurnalis, mengingat Digitalisasi juga turut menunjang  perkembangan ekonomi saat ini. 

“Media massa turut mendukung dalam perkembangan digitalisasi, mengingat Digitalisasi juga turut menunjang  perkembangan ekonomi yang juga meningkatkan inklusi keuangan khususnya UMKM,” jelas agus. 

Peran media sangat membantu Bank Indonesia terutama dalam menginformasikan kepada masyarakat terutama berkaitan dengan perkembangan Ekonomi di Kalimantan Barat.

"Media dapat menggaungkan edukasi keuangan kepada masyarakat terutama hal-hal mengenai kebijakan Bank Indonesia Terutama di tengah Pandemi covid-19." menurutnya.

Ekonomi digital dan Jurnalisme Digital memberikan manfaat yang besar dalam Pemulihan Ekonomi. Salah satunya mendorong penggunaan Aplikasi QRIS yang rencananya di tahun 2022 ditargetkan sebanyak 15 juta penggunanya di Kalbar. 

"Bank Indonesia juga ingin mendekatkan Rupiah kepada masyarakat, terutama di kawasan daerah perbatasan dengan meluncurkan Program QRIS Of Border untuk mempermudah Transaksi Keuangan." kata Agus.

Untuk itu jurnalis sebagai mitra startegis dari Bank Indonesian dapat terus memberikan Edukasi Keuangan Berbasis Digital sehingga Masyarakat Kalbar dapat bangkit ditengan Pandemi Covid-19.

Salah satu pemateri dari Wakil Sekjen Indonesia Fintech Association (Aftech), Dickie Widjaya menyampaikan bahwa adopsi Fintech terus meningkat, tren tersebut di dorong oleh digitalisasi lebih cepat, terutama di tengah pandemi. Dari sisi penawaran, jumlah penyedia fintech berlisensi juga terus meningkat.

"Ada beberapa hal pendukungnya di antaranya dapat dilihat dari nilai transaksi uang elektronik  per Desember 2021 mencapai 35,1 Triliun Rupiah, juga nilai transaksi digital banking per Desember 2021 mencapai 39,841,4 Triliun Rupiah dan merchants yang mengadopsi Quick Response Code Indonesia Standars (QRIS) mencapai 12 juta, kemudian pinjaman disalurkan dari Fintech per Desember 2021 mencapai 13,6 Triliun Rupiah, Pada tahun 2016 fintech." ungkap ungkap Dickie.

Pembayaran dan pendanaan adalah solusi utama di pasar saat ini, ada berbagai solusi yang ditawarkan seperti digital capital raise dan lainnya.

"Prioritas kerja adalah menciptakan inovasi layanan digital yang bertanggungjawab, Aftech melalui Annual Members Survey telah mencatat adanya empat tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan layanan keuangan digital dan industri fintech.Yakni kerangka regulasi khususnya dalam mengharmonisasikan dan menciptakan kerangka regulasi yang seimbang dan mendukung inovasi dan perlindungn konsumen." lanjutnya.

insftrastruktur pendukung konektivitas yang stabil dan cepat merata di seluruh Indonesia. Juga sumber daya manusia yang terampil disektor IT serta tingkat edukasi dan literasi digital yang masih rendah. (BP).

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini