Prof Henny, Menjadi Guru Besar Teknik Untan Berkat Doa Ibu

Editor: Redaksi author photo

Prof. Dr. Henny Herawati, ST, MT Bersama Ibunda 
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Suatu keberhasilan yang diraih karena motivasi dan Doa orang tua untuk anaknya yang lebih mudah terkabulkan, karena doa orang tua merupakan salah satu ridho Allah. 


"Berkat ridho Allah melalui doa ibu dan motivasinya, bahwa anaknya harus sekolah, saya bisa meraih jenjang pendidikan tertinggi di S3 (gelar Doktor) hingga mencapai jabatan akademis Guru Besar atau profesor di Fakultas Teknik Untan," ungkap Prof. Dr. Henny Herawati, ST, MT, ditemui  Selasa (21/12/2021).


Dari latar belakang keluarga yang berasal dari daerah, ungkap Prof Henny begitu ia akrab disapa, ini juga salah satu motivasinya untuk sungguh-sungguh sekolah hingga sampai pendidikan tertinggi. 


"Walaupun tinggal di daerah pedesaan di Kecamatan Silat Hilir, peran ibu memberi motivasi sangat kuat, saya masih ingat ada istilah ungkapannya, kita ini orang kampung, akan tetapi tidak boleh kampungan, istilah ini juga menjadi motivasi harus sekolah, harus belajar sungguh-sungguh dan lakukan dengan sepenuh hati yang paling utama," ujarnya.


Meskipun ibunya hanya lulusan Sekolah Dasar (SD), kata Henny, akan tetapi berpikiran maju dalam hal pendidikan. 


"Ibu saya selalu berkata anak-anaknya harus tetap sekolah, dan belajar dengan baik," kata Henny meniru ucapan ibunya. Baginya ijazah yang diperoleh merupakan kado terindah untuk sang Ibu. “Saya persembahkan ijazah sebagai kado yang terindah untuk ibu saya”, lanjutnya.

Henny mengatakan setelah lulus SD di Nanga Silat- Kabupaten Kapuas Hulu, dirinya untuk melanjutkan pendidikan harus keluar kampung, karena orangtua khususnya Bapak, ingin anaknya menempuh Pendidikan yang baik.


 "Saya melanjutkan SMP di Sintang, kemudian SMA di Kota Pontianak, tekat untuk merantau ini karena keinginan yang kuat untuk sekolah," ucap Prof. Henny sembari meneteskan air mata, mengungkapkan kesedihannya, karena saat duduk kelas III SMA, ayahnya meninggal dunia.


Sebelum ayahnya meninggal, keinginan almarhum, agar Henny melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi di Fakultas Teknik. "Pesan bapak sebelum meninggal, Henny harus kuliah di Teknik Sipil, mengikut keinginan bapak yang tamatan ST (Sekolah Teknik sederajat tamatan SMA). Alhamdulillah keinginannya terwujud," ucap Prof. Henny yang mengaku paling dekat dengan almarhum Ayahnya semasa hidup.


Dalam menuntut ilmu Henny, selalu ingat pesan dari kedua orang tuanya, sekolah harus serius.


"Bapak dan Ibu selalu mengatakan sekolah harus sungguh-sungguh. Alhamdulillah pesan yang selalu saya ingat ini, dari duduk di bangku sekolah hingga di bangku kuliah dan menyelesaikan S1 dan S2 hingga S3," ujar Henny yang mengaku aktif di organisasi HATHI (Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia).


Setelah menyelesaikan gelar S2, kata Henny, dirinya melangsungkan pernikahan. 


"Setelah S2 selesai dan berkeluarga, Berpikirnya beda lagi, bagaimana pendidikan ini bisa menjadi motivasi bagi keluarga, jadi perjalanan hidup ini mengalir saja seperti air, dengan dijalani secara sungguh-sungguh, sehingga hasil yang kita peroleh Insya Allah akan baik," ujar Henny yang menyelesaikan S2 di ITB Bandung dan S3 di UNDIP Semarang, dengan disipilin ilmu Teknik Sumber Daya Air.


Henny yang juga sebagai anggota Senat Universitas Tanjungpura ini mengatakan meskipun sibuk dalam mengejar karir di bidang pendidikan, akan tetapi tidak mengabaikan peranya sebagai ibu dari anak-anaknya dan peran istri dari sang suami. Jadi keluarga tetap utama. 


"Bagi saya keluarga tetap nomor satu, kemudian selaku dosen, Tri Darma di Perguruan Tinggi tempat saya mengabdi tetap saya jalani," kata Henny selaku Guru Besar Teknik Sipil, Bidang Ilmu Teknik Sumber Daya Air.


Henny mengungkapkan apapun kegiatan dan keinginan yang akan dilakukanya, sang suami tercinta tetap memberi dukungan. 


"Suami sangat men-suport kegiatan yang dilakukan, saya tidak akan menjadi seperti sekarang ini kalau suami saya tidak memberi dukungan. Bahkan melanjutkan kuliah S3 dorongan yang paling kuat datang dari suami. Karena motivasi awal saya yang ingin melanjutkan sekolah sampai tingkat pendidikan yang tertinggi, kemudian diiringi doa ibu kandung saya, doa ibu dan bapak mertua saya, suami dan anak-anak, akhirnya saya berangkat melanjutkan kuliah S3 di Semarang waktu itu," ujar Henny saat diwawancari didampingi suaminya H. Liadi Bestari, ST.


Harapan Henny kepada kaum perempuan harus sekolah dan belajar ilmu agama. 


"Anak saya semuanya perempuan, yang saya sampaikan kepada mereka, yang utama pendidikan agama tetap nomor satu, kemudian harus sekolah untuk mendapatkan pendidikan. Dengan pendidikan ini tujuannya bukan untuk menjadi apa. Akan tetapi pendidikan ini mengajarkan kita bagaimana cara berpikir, mencari solusi jika ada permasalahan yang dihadapi," ujar ibu tiga anak ini. 


Henny menegaskan bahwa pendidikan itu tidak dibedakan antara  perempuan dan lelaki.


"Pendidikan itu adalah jalan atau pegangan hidup, bukan strata yang maksudnya tingkat sosial di masyarakat saja, akan tetapi ketika kita berpikir untuk memecahkan suatu masalah, cara berpikir mestinya bisa ditunjukkan dengan tingkat pendidikan," kata perempuan pertama yang mencapai jabatan Guru Besar/Profesor di Fakultas Teknik Untan. 


Ia juga menuturkan, mempunyai keinginan kuat untuk membangun desanya di Nanga Silat-Kapuas Hulu, untuk dunia Pendidikan. 


“Jika Allah mengizinkan, Insya Allah, ingin membangun pusat pendidikan di desa kami,” ujar Henny yang merupakan anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Aswad Salam (Almarhum) dan Ibu Hj. Zainab Aswad. (tim liputan**).

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini