Kepala BNN RI, Dr. Petrus Reinhard Golose |
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) – Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) sebagai leading sektor penanganan permasalahan narkotika di Indonesia memiliki tanggung jawab dalam memberikan edukasi bahaya narkoba kepada masyarakat, termasuk kepada generasi muda.
Terkait
dengan hal tersebut, Kepala BNN RI, Dr. Petrus Reinhard Golose, hari ini Kamis
5 Agustus 2021 memberikan materi seputar permasalahan peredaran gelap dan
penyalahgunaan narkotika kepada para mahasiswa Universitas Sam Ratulangi dalam
webinar bertajuk Gerakan Anti Narkoba.
Dr. Petrus
Reinhard Golose dalam paparannya menjelaskan kondisi kejahatan narkotika baik
di Indonesia maupun di dunia, serta menyampaikan berbagai data hasil penelitian
yang telah dilakukan dan kebijakan BNN sebagai langkah steategis dalam
menanggulangi peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika di Indonesia.
"Sewaktu
saya melakukan operasi di Amerika Selatan yang mereka takutkan yaitu
narcoterrorism, dan kokain adalah jenis narkotika yang paling banyak digunakan
di sana," tutur Kepala BNN dalam webinar yang diikuti oleh seratus ribu
audience yang merupakan civitas akademika Universitas Sam Ratulangi.
Sementara
itu, berbeda dengan Amerika Selatan yang didominasi oleh kokain, di Indonesia
justru peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika didominasi oleh sabu atau
methamphetamine.
"Berdasarkan
data UNODC 2020 setidaknya terdapat 115 ton methamphetamin telah disita di
negara-negara Asia Tenggara pada tahun 2019," jelas Dr. Petrus Reinhard
Golose.
Lebih lanjut
Jendral Bintang Tiga tersebut menyebutkan bahwa untuk di Indonesia sampai
dengan saat ini telah menyita 10 ton barang bukti narkotika baik BNN,
Kepolisian dan lainnya, sementara untuk BNN sendiri sekitar 2 ton.
"Bayangkan
berapa orang yang akan terpapar kalau semua barang bukti narkotika ini
beredar", imbuh Kepala BNN.
Semua barang
bukti narkotika yang masuk ke Indonesia tersebut dilakukan melalui tiga jalur
yaitu darat, laut, dan udara. Namun dari ketiga jalur tersebut, Dr. Petrus
Reinhard Golose menyebutkan bahwa 80% dan bahkan mungkin saat ini 90%
penyelundupan dilakukan melalui jalur laut.
Luasnya
wilayah Indonesia pun menjadi tantangan tersendiri dalam melakukan pengawasan
peredaran gelap narkotika. Oleh sebab itu, di akhir sesi Kepala BNN menegaskan
pentingnya peran serta seluruh masyarakat termasuk peran para dosen dan
mahasiswa.
"Melalui
webinar ini saya meminta komitmen Rektor dan seluruh civitas akademika untuk
menjadikan Universitas Sam Ratulangi sebagai Kampus Bersinar, Bersih
Narkoba," ujar Dr. Petrus Reinhard Golose. (ARM/Biro Humas dan Protokol BNN
RI).
Editor :
Taufik