KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar mengatakan, gerakan setengah
miliar masker merupakan program yang digalakkan untuk memastikan desa aman dari
penyebaran virus covid 19. Dalam hal ini, warga desa ditargetkan dapat memiliki
minimal 4 masker per orang.
"Target
kita setiap warga punya masker yang bisa dicuci. Jadi tidak ada alasan maker
dicuci atau ketinggalan," ujarnya saat rapat koordinasi virtual bersama
Menteri Dalam Negeri, Kepala BNPB, dan Tim Penggerak PKK di Jakarta, Senin (10/08/2020).
Gus Menteri,
sapaannya, menerangkan, dari 4 masker tersebut, pengadaan 2 masker di antaranya
dapat menggunakan dana desa, sedangkan pengadaan 2 masker selebihnya dapat
dilakukan secara gotong royong.
Ia juga
meminta tim penggerak PKK untuk membantu distribusi masker dan sosialisasi dari
rumah ke rumah.
"Karena
gerakan aksi setengah miliar masker ini bukan urusan produksi saja, produksi
bisa BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dari dana desa atau donatur secara gotong
royong, sehingga yang dibutuhkan dari tim penggerak PKK adalah distribusi dan
sosialisasi dari rumah ke rumah," ujarnya.
Terkait hal
tersebut, Gus Menteri meminta seluruh Kepala Desa untuk dapat membuat sebuah
regulasi terkait adaptasi kebiasaan baru di desa. Hal tersebut berkaitan dengan
penerapan penggunaan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
serta jaga jarak.
"Di
desa biasanya kalau sudah diatur di dalam sebuah aturan lebih patuh. Kalau
hanya himbauan agak susah. Karena kalau desa sudah keluarkan regulasi, akan
lebih mudah mengurus fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan," terangnya.
Di sisi
lain, ia juga mengingatkan desa untuk tetap mempertahankan ruang isolasi yang
sebelumnya telah disediakan oleh desa. Menurutnya, meskipun penggunaan ruang
isolasi di desa sudah mulai menurun, keberadaan ruang isolasi harus tetap ada
untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu,
Gus Menteri juga meminta Desa tetap mempertahan pos jaga desa.
"Saya
himbau, saya minta ke desa dulu ada pemeriksaan suhu badan di gerbang desa, ada
pos jaga desa. Nah sekarang ini tetap dijalankan," ujarnya. (novri/kemendes
pdtt).
Editor : Aan