![]() |
Kolam Penampungan Limbah Pengolahan Sawit PT BPK Di Desa Mega Timur |
KALBARNEWS.CO.ID
(KUBU RAYA) – Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Kubu Raya masih menunggu hasil uji laboraorium sampel limbah yang
diambil pada saat inspeksi mendadak ke Pabrik Pengolahan Sawit PT Bumi Pratama
Khatulistiwa (PT BPK) di Desa Mega Timur Kecamatan Sungai Ambawang beberapa
waktu yang lalu.
Hal tersebut
disampaikan M Khairun Anwar Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kubu Raya
ketika ditemui diruang kerjannya di Jl Adi Sucipto Kec Sungai Raya.
Seperti di
ketahui beberapa waktu yang lalu Komisi III DPRD bersama Dinas Lingkungan Hidup
berdasar keluhan warga sekitar PT BPK meninjau langsung Lokasi Pabrik tersebut
dan mengambil langsung sampel air di Sungai sekitar Pabrik.
“Hingga saat
ini sampel limbah asap dan limbah cair masih menjalani proses penelitian di
Laboraorium Sucofindo, dan kita masih menunggu hasil uji lab guna mengetahui
kandungan limbah yang di keluarkan oleh PT BPK itu,” terang M Khairun Anwar.
M Khairun Anwar
menjelaskan proses uji lab tersebut baru bisa di ketahui pada 15 hari kedepan.
Menurut Sekretaris
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kubu Raya ini usai di Sidak oleh Komisi III
DPRD dan Dinas Lingkungan Hidup beberapa waktu yang lalu, PT BPK telah
melakukan perbaikan–perbaikan pada boiler pembuangan asap dan kolam penampungan
limbag pabrik PT BPK.
“Kita masih
terus menunggu hasil lab sedangkan untuk ijin lingkungan dan Amdal karna ijin
tersebut sudah keluar sejak 2004 lalu maka pihak Dinas Lingkungan Hidup meminta
Adendum ijin dan Amdalnya,” jelas M Khairun Anwar.
M Khairun Anwar
menambahkan Pihak PT BPK mengatakan akan melakukan perbaikan-perbaikan seperti
yang direkomendasikan Komisi III dan Dinas Linhgkungan Hidup diantaranya dengan
penggantian Boiler dan perbaikan kolam penamppungan limbahnya.
Menurut Khairun
Anwar, untuk di Kubu Raya belum ada perusahaan yang dilakukan penyegelan, ia
berharap agar tidak ada perusahaan yang di segel, mengingat keberadaan Perusahaan
turut membantu urat nadi perekonomian masyarakat setempat. (bian).
Editor :
Heri K