KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Pembentukan Jaringan Media Siber Indonesia
(JMSI) adalah momentum penting dalam perkembangan jurnalistik di era digital,
di mana setiap individu dapat mengakses informasi dari mana saja, dan di saat
bersamaan juga dapat memproduksi informasi juga dari mana saja.
Namun
secanggih apapun perkembangan teknologi dan platform media massa, tugas suci
jurnalistik tidak bergeser sedikitpun.
Demikian
disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyambut Musyawarah Nasional I
JMSI yang akan diselenggarakan hari Senin besok (19/06/2020).
Anies
menyampaikan rekaman pernyataannya itu kepada pengurus JMSI Jakarta yang
dipimpin Teguh Santosa, Sabtu malam (27/06/2020).
“Izinkan
kami menyampaikan apresiasi atas berdirinya Jaringan Media Siber Indonesia
(JMSI) pada 8 Februari 2020 yang lalu,” ujar Anies mengawali sambutannya.
JMSI
dideklarasikan pada tanggal 8 Februari lalu di tengah penyelenggaraan Hari Pers
Nasional (HPN) 2020 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, oleh pemilik dan
pengelola media massa berbasis internet atau media siber dari 21 provinsi.
Munas
pertama JMSI ini seharusnya digelar di Pakanbaru, Riau. Namun di era pandemi
Covid-19 ini JMSI sepakat untuk menyelenggarakan Munas secara virtual.
Menjelang
pelaksanaan Munas I JMSI, panitia dan Pengurus Pusat JMSI telah
menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang juga digelar secara virtual dengan
menghadirkan tiga dutabesar RI untuk tiga negara sahabat, yaitu Republik Rakyat
China, Republik Korea, dan Republik Vietnam.
Ketiga Dubes
RI itu menjelaskan kebijakan masing-masing negara menghadapi penyebaran virus
Covid-19 dan strategi yang mereka siapkan untuk memasuki situasi normal baru.
Ketiga diskusi digelar pada tanggal 16, 18, dan 20 Juni.
Setelah itu,
Munas I JMSI secara resmi dibuka oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
pada 23 Juni.
Selanjutnya
pada 25 Juni, JMSI menggelar diskusi yang membahas tantangan media siber di era
pandemi, dengan dengan menghadirkan dua pembicara yakni pendiri CekNRicek Ilham
Bintang dan pendiri Jagaters Joko Intarto.
Lebih
lanjut, dalam sambutannya, Gubernur Anies Baswedan mengingatkan bahwa terlepas
dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, tantangan utama yang dihadapi
media massa di era digital tetap sama. Yaitu, penghormatan terhadap etika
jurnalistik.
“Tantangan
terbesar di dunia digital ini adalah soal kaidah jurnalistik dan ekosistem pers
yang harus dijaga untuk tetap sehat. Sehingga kita (media massa) tidak terpaku
sekadar untuk menggulirkan informasi demi sensasi, tapi untuk menjadi bagian
dari menghadirkan informasi yang objektif, akurat, dan mencerdaskan,” urainya.
“Media massa
digital harus tetap tegak pada prinsipnya, jadi jembatan dan menampilkan fakta
apa adanya dan fakta yang mencerahkan. Sehingga diharapkan budaya literasi
masyarakat juga dapat terbangun dan nantinya bisa ikut memajukan bangsa,”
demikian Gubernur Anies Baswedan. [tim liputan].
Editor : Aan