KALBARNEWS.CO.ID
(KUBU RAYA) – Produksi
masker kain lokal Kabupaten Kubu Raya terus berlanjut. Senin (13/4), Bupati
Kubu Raya Muda Mahendrawan menerima empat ribu helai masker kain buatan
kelompok penjahit mandiri Al Khairah. Masker-masker ini selanjutnya akan
didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Bupati Muda mengatakan,
saat ini Pemerintah Kabupaten Kubu Raya tidak hanya menampung masker produksi
koperasi konveksi lokal. Masker-masker buatan para penjahit mandiri pun juga
diserap. Pemerintah daerah membeli masker tersebut dengan harga yang wajar dan
tidak komersil.
“Jadi
sekarang penjahit-penjahit mandiri juga kita akomodir. Dan kita sarankan
desa-desa jika di tempatnya ada penjahit bisa segera membikin masker. Ada yang
bisa jahit maka bikinlah,” tuturnya seusai menerima penyerahan masker dari
Ketua Kelompok Al Khairah Dewi Ade Anjani, di Kantor Bupati Kubu Raya.
Muda
menyebut penyebaran wabah Covid-19 atau virus corona telah menciptakan kepanikan
di masyarakat. Hal itu diperparah dengan terjadinya kelangkaan masker. Sehingga
tak saja panik, warga dikhawatirkan juga terpapar depresi. Sebab masker menjadi
salah satu cara paling ampuh menghindari penyebaran virus tersebut.
“Jadi
jangan bikin kepanikan warga. Hanya karena soal masker saja sudah bikin stres
dan depresi. Padahal (masker) bisa
dibuat sendiri,” ujarnya.
Muda
menilai pelibatan koperasi konveksi dan para penjahit lokal untuk memproduksi
masker menjadi salah satu gerakan menghindari depresi. Yakni mencegah depresi
melalui pembagian masker kain cuma-cuma dari hasil karya warga Kubu Raya
sendiri.
“Ini
adalah dengan masker yang kita sediakan melalui tangan-tangan terampil kita
sendiri. Baik oleh ibu-ibu, remaja putri, bahkan anak-anak yang membantu
menyeterika masker,” jelasnya.
Selain
gerakan anti depresi, aktivitas produksi masker juga membantu menggerakkan
ekonomi warga. Semua elemen bergerak mulai ibu-ibu, para pemudi, hingga
anak-anak yang ikut membantu. Kegiatan tersebut sekaligus menjadi pengenalan
dunia wirausaha bagi anak-anak muda.
“Jadi
biar anak-anak belajar membantu baik menyetrika maupun merapikan. Nanti
mendapat upah dari orangtuanya. Melatih wirausaha dan salah satu cara
menghidupkan ekonomi. Jadi ada beberapa efek dalam sekali dayung,” sebutnya.
Pada
kesempatan itu Muda juga mengingatkan untuk tidak mempertentangan masker kain
dengan masker medis. Terutama dari aspek higienitas. Menurutnya, selain
merupakan imbauan langsung dari melalui Kementerian Kesehatan, penggunaan masker
kain juga terbukti menjadi solusi pencegahan penyebaran Covid-19.
“Kepada
semua pihak jangan terlalu memperdebatkan soal masker higienis atau tidak.
Jangan sampai terlalu berlebihan. Kita memang tidak mungkin bisa sempurna dalam
kondisi seperti ini. Ini kondisi abnormal. Justru harus mencari solusi yang
cerdas dan inovatif,” tegasnya.
Ketua
Kelompok Penjahit Al Khairah, Dewi Ade Anjani, bersyukur masker buatan
kelompoknya dibeli pemerintah daerah. Menurut dia, hal itu sangat membantu
perekonomian para penjahit. Sehingga untuk kebutuhan pangan sehari-hari dapat
tertutupi.
“Setelah
dapat pembinaan kursus menjahit dari pihak Desa Arang Limbung pada Desember
lalu, Alhamdulillah sekarang kita bisa menjahit masker rumahan mandiri.
Dapatlah hasilnya membantu membeli beras,” ujarnya.
Dewi
mengungkapkan, masker yang diserahkan kelompoknya kepada Pemerintah Kabupaten
Kubu Raya sebanyak empat ribu helai. Jumlah tersebut diproduksi selama dua
pekan oleh 20 penjahit di lima desa. Yakni Desa Kuala Dua, Tebang Kacang, Arang
Limbung, Limbung, dan Teluk Kapuas.
“Alhamdulillah
dapat orderan dari pemerintah daerah sehingga kami bisa nambah penghasilan.
Sekitar dua mingguan menghasilkan empat ribu masker,” katanya. (tim liputan)
Editor
: Aan