Kubu
Raya (Kalbarnews.co.id) – Sebanyak 828
guru PAUD di Kabupaten Kubu Raya kembali menerima honorarium non-PNS atau
insentif dari Pemerintah Kabupaten Kubu Raya. Insentif tahap kedua sebesar Rp 1.750.000/orang ini diserahkan
langsung Bupati Muda Mahendrawan di Aula Kantor Bupati Kubu Raya, Selasa (31/12/2019).
Pelaksana
Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya, Lugito,
mengatakan penerima insentif adalah guru PAUD yang telah terdaftar di Data
Pokok Pendidikan (Dapodik) PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) dan telah
bertugas selama minimal dua tahun berturut-turut.
“Ini
adalah pemberian insentif guru PAUD tahap kedua, yaitu selama tujuh bulan dari
Juni-Desember. Nilainya setiap bulan sebesar Rp 250 ribu,” ujar Lugito.
Melalui
insentif, lanjutnya, diharapkan akan ada peningkatan kualitas guru PAUD. Ia
menilai jika guru berkualitas, maka murid juga juga akan turut berkualitas.
Karena itu, insentif diberikan dengan harapan dapat memberi semangat kepada
para guru PAUD di Kabupaten Kubu Raya.
“Kegiatan
yang dilaksanakan ini dalam rangka mendorong, memacu, dan memicu seluruh guru
yang ada di Kabupaten Kubu Raya untuk meningkatkan kualitasnya pembelajarannya.
Sehingga kalau guru berkualitas, insya Allah murid juga akan berkualitas,”
jelasnya.
Lugito
memaparkan, 828 guru PAUD penerima insentif berasal dari delapan kecamatan.
Yakni Sungai Raya (306 guru), Batu Ampar (13 guru), Sungai Kakap (160 guru),
Terentang (28 guru), Sungai Ambawang (178 guru), Kuala Mandor B (69 guru),
Teluk Pakedai (32 guru), dan Kubu (42 guru).
“Kita
juga mendorong kepada masing-masing kecamatan untuk meningkatkan jumlah lembaga
pendidikan PAUD. Sehingga jumlah gurunya nanti juga otomatis akan bertambah,”
jelasnya.
Bupati
Muda Mahendrawan menyebut perhatian besar Pemerintah Kabupaten Kubu Raya
terhadap keberadaan PAUD dan TK telah ada sejak periode pertama kepemimpinannya
di Kabupaten Kubu Raya. Saat itu, pemerintah daerah telah berupaya semaksimal
mungkin mencari cara menghemat anggaran agar mampu memberikan insentif guru
PAUD dan TK. Kala itu, menurutnya, di
Kalimantan Barat belum ada satu daerah pun yang memberikan insentif kepada
tutor PAUD kecuali Kabupaten Kubu Raya.
“Banyak daerah-daerah lain yang dulu tidak ada
memberikan insentif dan kita yang daerah baru malah sudah membuat terobosan.
Sehingga diikuti oleh daerah-daerah lainnya di Kalimantan Barat,” tuturnya.
Muda
menyebut keberadaan PAUD sangat penting. Sebab penguatan pendidikan berbasis
karakter dimulai dari PAUD. Karena itu, dirinya berterima kasih kepada seluruh
guru PAUD di Kabupaten Kubu Raya. Seraya mengajak para guru untuk bersyukur
dengan ruang pengabdian yang dimiliki.
“Terima
kasih atas dedikasinya. Saya berharap dedikasi ini diikuti dengan rasa syukur
bahwa kita diberikan ruang oleh Allah Taala melalui pemerintah kabupaten dan
pemerintah desa. Mudah-mudahan ruang kita menjalankan proses ini benar-benar
bisa lebih memperkuat pondasi karakter anak-anak kita,” tuturnya.
Muda
menjelaskan, visi bahagia yang dikejar Pemerintah Kabupaten Kubu Raya yakni
bagaimana mewujudkan seluruh rumah tangga yang bisa hidup tenang dan bahagia.
Dan salah satu syarat bahagia, menurut dia, adalah anak-anak yang punya adab
dan karakter yang kokoh.
“Kata-kata
yang baik berasal dari pikiran yang baik. Tindakan yang baik berasal dari kata-kata
yang baik. Kebiasaan yang baik berasal dari tindakan yang baik. Budaya yang
baik berasal dari kebiasaan yang baik. Dan karakter yang baik berasal dari
bduaya yang baik,” tuturnya mengutip falsafah Margaret Thatcher, Perdana
Menteri Inggris di masa silam, yang terkenal dengan karakter tegasnya sehingga
dijuliki “wanita besi”.
Muda
menyatakan di era digital yang menantang saat ini, suka tidak suka karakter
anak harus diperkuat. Sehingga anak dapat berkembang dengan baik. Setiap orang,
sebutnya, harus mampu menjadi penolong minimal bagi diri sendiri.
“Kalau
menolong diri sendiri saja tidak bisa, bagaimana mau menjadi memimpin keluarga
dan orang banyak. Kubu Raya harus hadir sebagai kabupaten yang bisa
menyelamatkan generasi ini dengan cara kerja yang terukur,” pesannya.
Terkait
upaya menambah jumlah PAUD di seluruh desa, Muda mengajak khususnya kaum ibu
untuk menginisiasi pendirian PAUD dan TK sendiri.
“Supaya
kita memastikan bahwa lembaga pendidikan ini bisa hadir di seluruh Desa,”
katanya.
Bunda
PAUD Kabupaten Kubu Raya, Rosalina Muda, berharap besaran insentif untuk guru
PAUD dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu. Meski begitu, ia menyatakan
sumbangsih guru PAUD tetap tidak bisa dinilai dengan nominal materi.
“Mudah-mudahan
pengorbanan yang telah diberikan dengan mendidik anak-anak kita ini mendapatkan
baslasan kebaikan dari Allah Taala,” ucapnya.
Rosalina
menilai PAUD sebagai salah satu investasi besar bagi negara. Sebab anak-anak
adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap negara termasuk Indonesia punya
komitmen yang jelas terhadap pendidikan anak usia dini. Ia mengungkapkan di
Kabupaten Kubu Raya, dari 250 satuan PAUD yang ada baru sekitar 90-an PAUD yang
terakreditasi, baik akreditasi A, B, maupun C.
“Mudah-mudahan
ke depannya satuan-satuan PAUD yang ada di Kubu Raya ini meningkat terus
standar pendidikannya. Sehingga anak-anak kita semua bisa mendapatkan
pendidikan yang berkualitas,” harapnya.
Sri
Ayuda, guru PAUD dari Kecamatan Teluk Pakedai, berterima kasih kepada
Pemerintah Kabupaten Kubu Raya. Ia mengaku terharu karena meski berstatus
non-PNS, pemerintah daerah tetap memberikan perhatian.
“Ini
bukan soal nilainya, tapi bagaimana Pemerintah Kabupaten Kubu Raya ternyata
peduli terhadap guru-guru PAUD seperti kami yang bukan PNS,” ucapnya.
Hal
senada dikatakan Yanti Nirmalasari, guru PAUD dari Kecamatan Sungai Ambawang.
Dirinya mengaku sangat terbantu dengan honorarium yang diberikan pemerintah
daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten.
“Kalau
jumlah itu relatif. Yang jelas insentif ini sangat membantu bagi kami yang
bukan PNS. Semoga saja ke depan nilainya dapat bertambah. Bagaimanapun yang ada
ini tetap harus disyukuri,” tuturnya. (tim liputan)
Editor
: Aan