KASAD, Jendral (TNI) Andika Perkasa Saat Umumkan Pencopotan Jabatan Anggotanya yang melanggar aturan |
Jakarta (Kalbarnews.co.id) - Dandim Kendari Kolonel HS dan Prajurit TNI Serda Z
dicopot dari jabatannya lantaran cuitan istri nyinyir mereka di media sosial
soal insiden penusukan Menkopolhukam Wiranto. Tak hanya itu, HS juga harus
ditahan selama 14 hari.
Secara
administrasi, keduanya sudah resmi dicopot oleh KSAD Jenderal TNI Andika
Perkasa, Sabtu (12/10/2019).
Dilansir dari
laman Kumparan.com, Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Nefo Handayani
Kertapati menilai langkah cepat Andika Perkasa itu harus diapresiasi,
"Saya
apresiasi langkah cepat KSAD untuk memberhentikan Kolonel HS dan Sersan Z
karena perilaku istri mereka yang ditenggarai melanggar UU ITE," kata Nuning,
panggilan Susaningtyas.
Ia menilai,
sebenarnya bermain media sosial adalah hak personal masing-masing. Namun,
sebagai bagian dari keluarga TNI, seharusnya ada kesadaran tersendiri soal
batasan-batasan di media sosial.
"Main
medsos hak siapa saja. Tapi yang bersangkutan harusnya paham, suaminya itu TNI.
Ya, jangan aneh-aneh pakai posting nyinyir begitu," tuturnya.
Menurutnya,
istri anggota TNI juga harus patuh tegak lurus kepada Sumpah Sapta Marga dan
Pancasila. Sebab, jika ada anggota keluarga inti TNI dan Polri yang sudah
terpapar radikalisme dan intoleran, maka negara ini akan sulit.
"Sebagai
koreksi bagi TNI di semua matra, hendaknya bagian dari rohani memberikan
pembelajaran bagi perwira maupun prajurit TNI agar menjauhkan diri dari
berbagai ajaran radikal dan intoleran, atau bahkan yang berbau ISIS,"
tegasnya.
Sementara
itu, pengamat militer Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi menilai hukuman
semacam ini sebenarnya agak terlambat. Meski demikian, langkah tersebut tetap
harus diapresiasi.
"Kalau
misalnya ini ditertibkan satu tahun lalu, mungkin lain lagi ceritanya. Dia
(paham radikal dan intoleransi) enggak berkembang biak di TNI, Polri, dan ASN.
Walau telat, tapi saya apresiasi langkah ini," ucap Muradi.
"Ini
menjadi satu sinyal bahwa TNI tidak ingin lagi main-main dengan dinamika
politik yang sifatnya merusak, menghina, mendoktrin, dan sebagainya,"
pungkasnya.(tim liputan)
Editor : Edi
S