Kubu
Raya (Kalbar News) - Penyusunan
program dan kegiatan terkait pembangunan daerah harus disandarkan pada
kebutuhan masyarakat luas. Karena itu, relasi yang terjadi di antara sesama
birokrasi dan antara birokrasi dengan masyarakat harus berjalan dengan benar.
Hal
itu ditegaskan Bupati Kubu Raya Mahendrawan saat memimpin upacara gabungan
aparatur Pemerintah Kabupaten Kubu Raya yang dirangkaikan halal bihalal
Idulfitri 1440 Hijriah di halaman Kantor Bupati Kubu Raya, Senin (10/06/2019).
Turut
hadir mengikuti upacara Wakil Bupati Sujiwo, Sekretaris Daerah Yusran Anizam,
dan seluruh pejabat eselon II-IV di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya.
“Selalu
saya nyatakan birokrasi pemerintah daerah jangan eksklusif. Tunjukkan bahwa
kita menyatu dengan masyarakat. Masyarakat akan bergerak apabila kita lebih
banyak membuktikan bahwa kita menyatu dengan pikiran-pikiran masyarakat,” tegas
Muda dalam amanatnya.
Muda
menyebut momen bulan suci Ramadan dan Idulfitri seharusnya menjadi wadah
penempa diri khususnya bagi aparatur pemerintah daerah Kabupaten Kubu Raya.
Lulus tidaknya dari ujian Ramadan, menurut dia, dibuktikan dengan ada tidaknya
peningkatan kualitas diri setiap PNS.
“Pembuktiannya
adalah bagaimana aparatur pemerintah bisa meningkatkan kualitas diri, kualitas
berpikir, kualitas martabat, dan kualitas langkah-langkah yang diharapkan
kualitas itu semua akan menular kepada semua rumah tangga yang ada di Kubu Raya
yang notabene menjadi tanggung jawab kita semua,” tuturnya.
Menurut
Muda, tempaan ibadah Ramadan dan hari kemenangan Idulfitri harus menjadi
pengungkit kinerja aparatur pemerintah daerah Kabupaten Kubu Raya. Ia
mengingatkan bahwa pemerintah dan birokrasi menjadi harapan besar masyarakat.
Karena itu, dirinya berharap seusai Ramadan dan Idufitri, daya juang dan
kinerja aparatur harus memiliki lompatan yang lebih baik.
“Setelah
dilatih mengendalikan diri selama Ramadan, tentulah harusnya menjadi jauh lebih
baik. Banyak persoalan rakyat yang menjadi jawab jawab kita. Rakyat Kubu Raya
yang berjumlah 604 ribu jiwa dan 162 ribu rumah tangga membutuhkan kinerja dan
kerja-kerja keras birokrasi sampai ke level terbawah,” tuturnya.
Muda
menegaskan indikator kesuksesan adalah ketika sudah tidak ada anak putus
sekolah di Kubu Raya. Juga semakin sedikitnya pengangguran, masyarakat yang
hidup terbelakang dan termarjinalkan, dan generasi muda yang terjerumus hal-hal
negatif.
“Intinya
sebuah kesuksesan pemerintah itu diukur dari apa yang bisa dicapai dalam
kondisi masyarakat secara luas. Yaitu dilihat dari rasa keadilan yang diberikan
pemerintah daerah dan juga indikator-indikator capaian yang dilihat secara
detail dengan mengacu pada kondisi-kondisi kehidupan masyarakat khususnya di
daerah,” terangnya. (rio/tim liputan)
Editor
: Heri K