Gubernur Minta tingkatkan Daya Saing Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemprov Kalbar

Editor: Redaksi author photo

Foto : Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XX dan XXI di Aula BPSDM Kalbar. 


Pontianak ( Kalbar News) - Gubernur Kalbar H Sutarmidji meminta kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkungan Pemprov Kalbar mampu melakukan tugasnya dengan inovasi-inovasi baru. Tanpa inovasi, maka ASN tidak dapat bekerja dengan baik. 

"Inovasi merupakan bagian dari kita untuk meningkatkan daya saing kita," pinta H Sutarmidji, Jumat (19/10), saat Penutupan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XX dan XXI di Aula BPSDM Kalbar. 

Gubernur juga masih melihat dalam proses penempatan seorang pejabat dalam Jabatannya kepada ASN tidak memiliki kompetisi, sesuai data BKD, banyak pejabat Pemprov Kalbar yang menjabat suatu jabatan tidak sesuai dengan pendidikan yang mereka tekuni. 

Sutarmidji saat menjabat sebagai Wali Kota tidak pernah sekalipun menonjabkan seorang pejabat, kecuali dia bersalah, karena memang tidak boleh menonjobkan seorang pejabat. 

Dikatakannya, Kalau mau Rolling itu boleh, tapi jangan sampai menonjobkan pejabat yang masih produktif, negara akan rugi besar, apalagi secara kompetensi miliki kemampuan sangat baik. 

"Saya janji, tidak akan mendudukan seorang pada jabatan/mencopot jabatan seorang dalam kondisi marah. Saya menempatkan seorang dalam jabatan apapun, saya harus berlaku profesional," katanya.

Dijelaskannya, ada satu hal yang tidak boleh dilakukannya ketika ada campur tangan pihak ketiga atau orang luar di luar struktur Pemerintahan ikut dalam penempatan seorang pejabat dilingkungan Pemprov Kalbar.

"Jadi, jangan coba-coba ketika anda memiliki peluang untuk menduduki jabatan, kemudian ada pihak ketiga berikan bisikan, saya langsung batalkan. Pasti saya batalkan," ingatnya, seraya menambahkan, saat dirinya menjabat Wali Kota hal ini sudah pernah dijalankan. 

Hal ini dilakukan, karena Gubernur Kalbar berkeyakinan, tidak mungkin pejabat yang dibisikan pihak ketiga akan berinteraksi dengan dirinya. "Ketika jabatan harus lewat orang ketiga, kita tidak bisa melakukan apa-apa. Saya tidak mau," ingatnya lagi. (hms/tim liputan)

Editor : Mad

Share:
Komentar

Berita Terkini