
Banjir Surut, Pemerintah Terus Salurkan Bantuan dan Fasilitasi Pengungsi di Jakarta
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Banjir yang melanda Jakarta sejak Senin, 3 Maret 2025, telah menyebabkan ribuan warga mengungsi ke tempat-tempat yang dijadikan posko pengungsian. Salah satu lokasi pengungsian yang menjadi tempat penampungan adalah Universitas Binawan dan Wisma Tanah Air di Jakarta Timur. Kejadian ini menjadi perhatian serius pemerintah yang terus berupaya memberikan bantuan kepada warga yang terdampak bencana.
Pada Rabu malam, 5 Maret 2025, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf dan rombongan dari Kementerian Sosial RI, bersama dengan Dinas Sosial DKI Jakarta, mengunjungi dua lokasi pengungsian tersebut untuk memastikan bahwa bantuan dari pemerintah sampai ke tangan para korban banjir. Kunjungan ini juga dimaksudkan untuk memberikan dukungan langsung kepada para pengungsi dan mendengarkan keluhan mereka terkait kebutuhan yang belum terpenuhi.
Dalam kunjungannya, Saifullah Yusuf menyampaikan bahwa hingga hari Rabu, 5 Maret 2025, jumlah pengungsi di Universitas Binawan tercatat sekitar 221 jiwa, sementara di Wisma Tanah Air ada sekitar 199 jiwa yang masih bertahan di posko pengungsian. Meskipun begitu, Saifullah juga mengungkapkan bahwa sejumlah warga sudah mulai kembali ke rumah untuk membersihkan sisa-sisa kerusakan akibat banjir.
“Mulai hari ini, sebagian warga sudah kembali ke rumah untuk bersih-bersih, sebagian masih kembali lagi ke sini,” kata Saifullah dalam wawancaranya dengan media.
Gambaran situasi pasca-banjir yang diungkapkan oleh Mensos menunjukkan bahwa meskipun air banjir mulai surut, kondisi rumah-rumah warga yang terdampak masih belum layak huni. Banyak pengungsi yang terpaksa kembali ke tempat pengungsian setelah membersihkan rumah mereka di pagi hari karena kondisi rumah yang rusak, seperti kasur yang terendam banjir dan perabotan rumah tangga yang rusak parah.
“Mereka pagi pulang, bersih-bersih rumah, malamnya kembali lagi ke sini, kenapa? Karena rumahnya belum bisa digunakan,” ungkapnya, menjelaskan situasi yang dihadapi para pengungsi.
Saifullah Yusuf juga memberikan optimisme kepada masyarakat dengan menyatakan bahwa banjir di Jakarta secara umum sudah mulai surut, yang memungkinkan bagi warga untuk kembali melakukan aktivitas pembersihan rumah.
“Jadi intinya, Alhamdulillah secara umum banjir telah surut,” ujarnya.
Berdasarkan catatan yang diterima oleh Saifullah, sekitar 25 ribu jiwa lebih di DKI Jakarta menjadi bagian dari korban yang terdampak banjir yang melanda 122 RT di empat kota Jakarta, yaitu Jakarta Selatan, Barat, Timur, dan Pusat. Kejadian ini tidak hanya merusak rumah-rumah warga, tetapi juga mengganggu aktivitas ekonomi dan sosial, yang mengharuskan pemerintah turun tangan untuk memberikan bantuan yang maksimal.
Sebagai bagian dari upaya pemulihan, Saifullah Yusuf menyatakan bahwa pihak Dinas Sosial Jakarta telah menyiapkan berbagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengungsi, salah satunya dengan menyediakan enam dapur umum yang berfungsi untuk melayani kebutuhan makanan, seperti sahur dan buka puasa, bagi para pengungsi yang masih tinggal di posko.
“Dinsos Jakarta itu menyediakan 6 dapur umum untuk melayani kebutuhan sahur maupun kebutuhan buka (puasa), ini akan dilakukan terus sampai semua bisa kembali ke rumah masing-masing,” jelas Saifullah.
Ia juga menambahkan bahwa bantuan pemerintah akan terus berlanjut, memastikan bahwa warga yang terdampak bencana mendapatkan pelayanan yang memadai selama masa pemulihan.
“Kita, pemerintah, siap untuk melayani sampai mereka benar-benar bisa kembali ke rumah,” tegasnya.
Pemerintah berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada para korban banjir hingga kondisi rumah mereka kembali layak huni, dan mereka dapat melanjutkan kehidupan sehari-hari seperti sebelumnya.
Upaya ini merupakan bagian dari respon pemerintah dalam menghadapi bencana alam yang mempengaruhi kehidupan warga Jakarta, yang pada akhirnya akan meringankan beban mereka yang terdampak dan membantu mereka memulai kembali kehidupan normal. Pemerintah juga terus mengawasi kondisi di lapangan dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat proses pemulihan pasca-banjir. (Tim Liputan).
Editor : Lan